Perlambatan ekonomi global di tahun depan nampaknya masih terjadi, beberapa indikator sudah terlihat di akhir tahun ini, Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat di “hampir semua sektor ekonomi utama” di tahun depan, hal ini disampaikan ekonom Bank of America Merrill Lynch setelah memudarnya kepercayaan publik dan investor terhadap Trump mengenai kebijakan keringanan pajak di AS yang dijanjikan saat kampanye, dan juga dipicu oleh semakin tingginya tekanan ekonomi dan tantangan bisnis yang dihadapi Amerika Serikat di pasar China dan Eropa.
Namun bagi perusahaan investment banking, sinyal perlambatan ekonomi tersebut yang dinilai sebagai "perlambatan yang tidak parah", hal ini disinyalir karena mereka melihat optimisme pasar Asia, bahwa pemerintah China akan terus mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kekhawatiran datangnya resesi ekonomi global yang mungkin akan terjadi dalam 12 bulan ke depan.
baca juga: Indonesia termasuk agresif merespon kenaikan suku bunga The Fed
Dilansir dari Forbes, "Pada tahun 2018, AS mengalami percepatan pada (kekuatan) stimulus fiskal, Namun sebaliknya, kondisi ekonomi hampir seluruh negara di dunia ini melambat," ucap Aditya Bhave, seorang ekonom global senior di BoA Merrill Lynch
Sementara itu, Pada tahun 2019 Bhave memprediksi, "Perlambatan ekonomi di AS akan terjadi seiring berkurangnya stimulus fiskal" dan di sisi lain, ekonomi di hampir seluruh dunia juga melambat, China diperkirakan akan tumbuh hanya sekitar 6% rata-rata pertumbuhan tahunan secara kuartal
baca juga : BI menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi
Namun Amerika Serikat tetap mencoba ekspansif dan tetap memacu pertumbuhan ekonominya, Meskipun pengetatan kebijakan moneter dan fiskal juga harus dipertimbangkan, peluang kenaikan suku bunga Federal Fund Rate sebanyak empat kali pada tahun 2019 masih dimungkinkan
source: Forbes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar