Senin, 11 November 2019

Bank of England Mendadak Turunkan Suku Bunga Acuan, Kurs Valas Poundsterling Kembali Melemah

Ketidakpastian hubungan Inggris dengan Uni Eropa dalam menyikapi situasi Brexit membawa perubahan arah kebijakan bank sentral Inggris, kurs valas Poundsterling diperdagangkan mendekati level terendah dua minggu setelah Bank of England tiba-tiba memilih untuk memotong suku bunga karena ketidakpastian yang ditimbulkan oleh keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Tujuh pembuat kebijakan yang tersisa di dewan memilih untuk menjaga kebijakan tidak berubah, tetapi Gubernur Mark Carney dan lainnya mengatakan mereka akan mempertimbangkan pemotongan di masa depan.

Sementara itu kurs valas Dollar AS masih diperdagangkan ranging dengan penguatan tipis DXY 0.2% ke level 98.21 di tengah kesepakatan perdagangan dengan Tiongkok serta usaha Tiongkok kini sedang berusaha mendorong Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menghapus lebih banyak tarif yang telah dijalankan pada bulan September sebagai bagian dari kesepakatan dagang AS-Tiongkok.

Sementara itu, Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR perdagangan Jumat minggu lalu dibuka pada level 14,000/14,010, diperdagangkan dalam rentang 14,010-14,027, dan ditutup pada level 14,010/14,018. JISDOR berada pada level 14,014. 

Update dari pasar obligasi dalam negeri, harga SUN Benchmark diperdagangkan menguat 25 – 95 bps, dimana SUN 10Yrs (FR0078) ditutup pada level 6.96%. Kenaikan paling besar terjadi pada seri long-end yaitu SUN 15Yrs (FR0080) dan SUN 20Yrs (FR0079) yang masing-masing diperdangkan menguat 85 bps dan 95 bps. Meredanya tensi perang dagang antara AS dan China masih menjadi factor utama masuknya para investor ke pasar SUN. Meskipun demikian, penguatan di pasar SUN masih sedikit tertahan akibat aksi profit taking dari para pelaku pasar menjelang sesi penutupan di akhir hari. 

Kepemilikan Asing Terhadap SBN sampai dengan awal November 2019 terus mengalami peningkatan. Secara Year to Date (YtD) kepemilikan asing terhadap SBN mengalami penginkatan sebesar IDR 175.53 Triliun atau equivalen 39.09%. Masih positifnya fundamental ekonomi dalam negeri serta tren penurunan suku bunga dari berbagai bank sentral membuat investasi pada SBN masih menarik untuk para investor.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar