Pages - Menu

Contact Us

Rabu, 31 Oktober 2018

Tren investasi melambat karena penundaan beberapa proyek industri dalam negeri

Tensi perang dagang kembali memanas pasca Presiden AS, Donald Trump bersiap untuk mengenakan tarif tambahan kepada China jika negosiasi pada pertemua G20 di bulan November mendatang gagal mencapai kesepakatan.

baca juga : Prediksi pertumbuhan ekonomi China di 2019 

Tercatat Yield US Treasury tenor 10Yr sempat diperdagangkan ke level 3.05% sebelum kembali ke level 3.11% pada penutupan sesi Asia Selasa (30/10). Harga SUN benchmark juga ditutup menguat 20 - 25 bps dengan benchmark 5Yr (FR0063) dan benchmark 10Yr (FR0064) masing-masing ditutup pada level 8.36% dan 8.62%.

baca juga: Prediksi kurs Rupiah di 2019

Sedangkan update tentang realisasi investasi di Indonesia, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi selama periode kuartal III 2018 mencapai IDR 173.80 Triliun atau turun 1.6% dibandingkan dengan kuartal III tahun lalu sebesar IDR 176.60 Triliun. Meskipun mengalami penurunan, secara year on year, investasi di Januari hingga September ini masih meningkat 4.30% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Adanya tren investasi yang melambat ini diakibatkan faktor eksternal seperti tekanan pada Rupiah dan isu perang dagang serta penundaan beberapa proyek industri dalam negeri.

Inggris terancam resesi karena kesepakatan Brexit antara Inggris - Uni Eropa deadlock


Info kurs valas hari ini, USD/IDR pagi ini Rabu, 31 Oktober 2018 dibuka pada level 15210/15235 dan diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran 15180-15280

Dari Pasar FX Global, USD diperdagangkan menguat terhadap major currencies lainnya pada akhir sesi Amerika terkait rilis data US Conference Board Consumer Confidence Index yang lebih baik 137.9 dibanding sebelumnya 135.3. Dolar indeks, DXY, naik 0.45% ke level 97.01. Dari pasar Eropa, Kurs Euro diperdagangkan melemah terhadap USD, terkait berita mengenai Kanselir Jerman, Angela Merkel, yang menyatakan bahwa dia tidak akan mengajukan diri untuk pemilihan berikutnya pada tahun 2021. Selain itu rilis data Eurozone GDP QoQ dirilis lebih buruk 0.2% dibanding sebelumnya 0.4%.

Kurs Poundsterling diperdagangkan melemah terhadap mata uang lainnya, setelah lembaga rating kredit S&P menyatakan bahwa tidak adanya deal Brexit antara Inggris-Uni Eropa akan membuat Inggris berada dalam resesi mengikuti krisis finansial global, dan akan membuat investor menghindari GBP. Terhadap JPY, Dolar Amerika juga diperdagangkan menguat 0.5% dengan investor akan menunggu hasil rapat kebijakan moneter BoJ pada hari ini. Inflasi Jepang yang masih jauh dari target 2%, BoJ diperkirakan akan tetap mempertahankan program stimulusnya dan tidak akan melakukan perubahan terhadap kerangka kebijakan moneter dalam jangka waktu dekat.

Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR dibuka pada level 15,225/15,235, diperdagangkan dalam rentang 15,221-15,242, dan ditutup pada level 15,222/15,224.

Penutupan saham dan harga komoditas 30 Oktober 2018:
IHSG  +0,60% 
Dow Jones +1,74%
Nikkei +0,84%
Straits Times 0,00%
Gold $ 1220
Oil $ 66,41

Indikasi kurs Valuta Asing, 31 Oktober 2018, pukul 08.15 WIB:
USD/IDR: 15210/15235
EUR/IDR: 17245/17280
GBP/IDR: 19315/19355
JPY/IDR: 131.20/134.50
AUD/IDR: 10760/10780
SGD/IDR: 10970/10995
CNH/IDR: 2175/2190

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 15226/15248
2Weeks: 15238/15260
1Month: 15275/15296
2Months: 15335/15365
3Months: 15400/15430

Kurs tersebut merupakan indikasi dan dapat berubah sewaktu -waktu.

Selasa, 30 Oktober 2018

Pertumbuhan Ekonomi China Diperkirakan Turun Bertahap Sampai Akhir 2019


Semakin panasnya perang tarif perdagangan internasional antara Amerika Serikat dan China membuat ekonomi China diprediksi semakin surut secara periodik di akhir tahun 2018, dan sampai diujung tahun 2019, beberapa ekonom dunia nampaknya akan mengkoreksi perkiraan pertumbuhan ekonomi Cina selama kuartal-kuartal mendatang, hal ini karena langkah-langkah pemerintah China baru-baru ini untuk melawan balik perang perdagangan dengan Amerika Serikat dipandang kurang memadai

Jika diprediksi dari sisi Produk domestik bruto China mungkin akan meningkat sebesar 6,4 persen secara YoY di kuartal terakhir 2018, namun selanjutnya pertumbuhan melambat menjadi 6,3 persen pada kuartal pertama 2019, menurut 65 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. dilansir dari Bloomberg

"Kami melihat akan ada pelambatan di tahun 2019, meskipun ada upaya oleh pemerintah China untuk merangsang pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan fiskal dan moneter," ucap Patrick Franke, ekonom dari Frankfurt yang berpartisipasi dalam survei tersebut, Patrick mengatakan. "Konflik perdagangan dengan Amerika Serikat, termasuk kenaikan tarif hingga 25 persen, akan terus memperlambat pertumbuhan."

Saat ini, Amerika Serikat mengenakan tarif impor pada barang-barang Cina senilai $200 miliar pada bulan September, saat ini sedang proses review untuk kembali ditingkatkan 10 persen, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 25 persen pada bulan Januari 2019.

source : Bloomberg

Kurs Dollar Rupiah masih kokoh, Tensi perang dagang US vs China memanas lagi


Info kurs valas hari ini USD/IDR pagi ini Selasa 30 Oktober  2018, dibuka pada level 15215/15240  dan diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran 15180-15280

Dari Pasar FX Global kemarin,  kemarin USD index ditutup menguat 0.25% ke level 96.37. Hal ini terjadi setelah Bloomberg News melaporkan bahwa US berencana menambah implementasi tarif impor dari barang-barang Tiongkok apabila pembicaraan antara US President Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jingping menemui kebuntuan. Saat ini US telah menetapkan tarif impor pada barang impor dari Tiongkok sebesar USD 250 Milyar, hampir separuh dari total impor US dari Tiongkok. Hal tersebut dibalas oleh Tiongkok dengan menetapkan tarif pada barang yang diimpor dari US senilai dari USD 110 Milyar. USD terhadap JPY menguat 0.46% ke level 112.40.
Dari eropa, EUR terhadap USD melemah 0.10% ke level 1.1391. Ditengah berita bahwa Chancellor Jerman Angela Merkel mengkonfirmasi bahwa dirinya tidak akan mencalonkan diri kembali sebagai Pemimpin Partai CDU yang menaungi dirinya. S&P Global Ratings menetapkan Rating Italia pada BBB namun menurunkan outlook menjadi "Negative" dari sebelumnya "Stable".

baca juga: Prediksi Kurs Dollar Rupiah akhir tahun 2018

Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR dibuka pada level 15,207/15,217, diperdagangkan dalam rentang 15,208-15,230, dan ditutup pada level 15,215/15,225. JISDOR berada pada level 15,218.
Yield UST 10Yr diperdagangkan turun ke level 3.07% akibat rilis data laporan keuangan yang memicu pelemahan indeks saham Amerika. Investor mulai meragukan adanya kenaikan Fed Fund Rate sebanyak 3 kali pada tahun 2019 mendatang. Harga SUN benchmark diperdagangkan menguat 5 – 35 bps kemarin dengan benchmark 5Yr (FR0063) dan 10Yr (FR0064) ditutup pada level 8.41% dan 8.62%. Sepanjang pekan ini, data ekonomi yang dinantikan pelaku pasar antara lain inflasi Indonesia periode Oktober, US Initial Jobless Claims, serta US Unemployment Rate.

Penutupan saham dan harga komoditas 29 Oktober 2018:
IHSG -0.52%
Dow Jones -0.99%
Nikkei -0.16%
Straits Times +0.32%
Gold $ 1229
Oil $ 66.67

Indikasi kurs Valuta Asing, 30 Oktober   2018, pukul 08.21 WIB
USD/IDR: 15215/15245
EUR/IDR: 17295/17355
GBP/IDR: 19460/19530
JPY/IDR: 135,15/135,60
AUD/IDR: 10745/10785
SGD/IDR: 10985/11030
CNH/IDR: 2178/2193

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 15222/15258
2Weeks: 15235/15274
1Month: 15266/15303
2Months: 15325/15370
3Months: 15390/15435

Kurs tersebut merupakan indikasi dan dapat berubah sewaktu -waktu.

Senin, 29 Oktober 2018

Kurs Rupiah menjelang akhir 2018 sampai pertengahan 2019 masih akan dibawah tekanan


Prediksi angka pertumbuhan perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh 5,2% pada tahun 2018, ya setidaknya tidak turun, masih sama seperti tahun 2017. Investasi jangka panjang diproyeksikan akan meningkat lebih lanjut, karena pemulihan harga komoditas yang sedang berlangsung, dan juga perlahan kepercayaan investor yang meningkat setelah Indonesia naik tingkat rating investasinya, yang sudah diakui oleh agensi rating ternama

Jika dilihat dari sisi konsumsi sektor swasta, terlihat meningkat di tengah gejolak inflasi level moderat, untuk pasar tenaga kerja juga cukup bagus. Sementara itu, tindak lanjut menggenjot ekspor tetap terus menerus dilakukan pemerintah, hal ini untuk mengecilkan trade defisit. Inflasi terjaga di level 3,5% dengan asumsi bahwa tidak ada cuaca ekstrim yang mengganggu produksi dan panen komoditas pangan.

baca juga: Indikator makro ekonomi

Kurs Rupiah diperkirakan akan tetap di bawah tekanan di tengah ketidakpastian global sampai tahun 2019, termasuk keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan secara periodik dan isu perang dagang antara Amerika Serikat dan China terus semakin intensif.

Bank Indonesia sebagai bank sentral terlihat semakin ketat tahun ini, tetap monitor dan adaptif terhadap perkembangan domestik dan global, antisipasi secara agresif terhadap kebijakan moneter The Fed.

Kritik Trump terhadap Jerome Powell tidak akan mempengaruhi kebijakan The Fed selanjutnya


Info kurs valas hari ini USD/IDR pagi ini Senin 29 Oktober  2018, dibuka pada level  15190 - 15235 dan diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran 15175-15275

Dilaporkan dari Pasar FX Global Jumat pekan lalu, USD diperdagangkan melemah mendekati level terendahnya pada sesi perdagangan kemarin, didorong oleh penurunan yield US Treasury pasca rilisnya data US GDP yang mengalami kenaikan sebesar 3.5% secara tahunan untuk periode Juli-September, lebih tinggi daripada estimasi ekonomi sebesar 3.3%, dimana analis memperkirakan pertumbuhan akan semakin susah pasca kebijakan pemotongan pajak berakhir. DXY turun 0.25% ke level 96.00, Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR Jumat lalu dibuka pada level 15192/15202, diperdagangkan dalam rentang 15200-15225, dan ditutup pada level 15215/15218. JISDOR berada pada level 15207.

baca juga: Pemerintah kerja keras untuk tarik US Dollar kembali ke Indonesia

Penutupan saham dan harga komoditas 26 Oktober  2018:
IHSG -0.73%
Dow Jones -0.50%
Nikkei +0.35%
Straits Times 0.00%
Gold $ 1232
Oil $ 67.91

Indikasi kurs Valuta Asing, 29 Oktober 2018, pukul 08.15 WIB:
USD/IDR: 15200/15235
EUR/IDR: 17300/17350
GBP/IDR: 19480/19540
JPY/IDR: 135.64/136.05
AUD/IDR: 10765/10795
SGD/IDR: 10995/11030
CNH/IDR: 2183/2195

Dilaporkan dari Amerika Serikat, Wakil Presiden The Fed, Richard Clarida menyatakan dukungan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut karena sudah sejalan dengan tujuan The Fed untuk mempertahankan ekonomi yang sehat dan kuat. Richard Clarida juga menilai bahwa kritik dari Presiden Donald Trump terhadap Jerome Powell tidak akan mempengaruhi kebijakan selanjutnya. Sementara itu ECB tetap mempertahankan suku bunga acuan pada level 0.00% dengan rencana penghentian program pembelian aset sebesar EUR 15 Miliar/bulan pada akhir tahun ini. Gejolak ekonomi di Eropa juga mulai mereda pasca Wakil Perdana Menteri Italia, Luigi Di Maio menyatakan bahwa negaranya tidak berencana untuk meninggalkan Uni Eropa dan mata uang Euro.

baca juga: Perang Dagang China vs Amerika Serikat

Dari pasar saham, IHSG BEI ditutup menguat sebesar 29,95 poin atau 0,52 persen menjadi 5.784,92. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 7,80 poin atau 0,87 persen menjadi 902,86. Bursa regional, di antaranya indeks nikkei melemah 84,13 poin (0,40 persen) ke 21.184,60, indeks Hang Seng melemah 276,83 poin (1,11 persen) ke 24.717,63, dan indeks Strait Times melemah 40,82 poin (1,35 persen) ke posisi 2.972,02.

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 15211/15247
2Weeks: 15223/15261
1Month: 15258/15295
2Months: 15318/15363
3Months: 15385/15430

Kurs tersebut merupakan indikasi dan dapat berubah sewaktu -waktu.

Minggu, 28 Oktober 2018

Laju pertumbuhan profit Industri China melambat, inilah penyebabnya...





Sektor industri China mulai terlihat perlambatannya, ini dibuktikan dari melambatnya profit secara rerata sebagian besar industri di China, Pertumbuhan laba di perusahaan industri China melambat dalam kurun waktu 5 bulan kelima berturut-turut, pada bulan September karena penjualan bahan baku dan barang-barang manufaktur semakin surut, juga terlihat pada permintaan domestik yang juga ikut turun


Data pelambatan ini sejalan dengan data yang dirilis pekan lalu yang menunjukkan tingkat produksi pabrik-pabrik secara rata-rata bulan September tumbuh pada laju terendah, terhitung sejak Februari 2016. ini sangat tidak bagus kondisinya
 
baca juga : hampir 50% produk impor dari China akan dikenakan tarif tambahan untuk masuk ke Amerika Serikat


Perlambatan pada sisi laba perusahaan industri akan memberi tekanan pada jumlah pekerjaan, pada akhirnya terjadi perlambatan juga pada sektor konsumsi rumah tangga dan secara keseluruhan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi China.

Secara rata-rata keuntungan industri naik 4,1 persen pada September dibanding tahun sebelumnya menjadi 545,5 miliar yuan ($ 78,57 miliar), sesuai rilisan Biro Statistik Nasional (NBS), hal ini tercatat paling lambat sejak Maret.


Suhu perang dagang yang terus meningkat dengan Amerika Serikat juga telah menambah tekanan pada output produksi industri secara keseluruhan, dan tentunya mengancam pertumbuhan investasi bisnis baru

baca juga : Hal-hal terkait Perang Dagang Amerika Serikat vs China


Data pekan lalu menunjukkan ekonomi Cina pada kuartal ketiga tumbuh pada kecepatan terlemah sejak krisis keuangan global karena output manufaktur melambat. 

Pemerintah China tidak tinggal diam, mereka mengambil langkah nyata untuk mengurangi tekanan pada perusahaan yang memiliki masalah likuiditas, banyak perusahaan masih menghadapi kesulitan dalam memperoleh pendanaan. Suku bunga pinjaman juga meningkat karena berkurangnya pasokan kredit.

Pasar properti yang juga melambat, juga telah melemahkan permintaan untuk barang dan jasa yang terkait dengan konstruksi, sehingga membatasi keuntungan sektor industri.

Selasa, 16 Oktober 2018

Permintaan Safe Haven Currency Meningkat, Kurs USD masih kokoh terhadap Rupiah

Info kurs valas hari ini USD/IDR pagi ini Selasa 16 Oktober  2018, dibuka pada level  15195/15210 dan diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran 15175-15275

Dari Pasar FX Global kemarin, USD index ditutup melemah 0.23% ke level 94.72, seiring rilis data ekonomi US Retail Sales yang di bawah ekspektasi. Selain itu, penguatan dari GBP dan EUR turut menjadi faktor.Kemarin US Retail Sales (MoM) (Sep) dirilis di bawah ekspektasi, yakni 0.1% v. proyeksi 0.7%. Selain itu US Core Retail Sales (MoM) (Sep) juga dirilis di bawah ekspektasi, yakni -0.1% v. proyeksi 0.4%.Hal ini sempat menimbulkan kekhawatiran di antara pelaku pasar, akan kemungkinan tren peningkatan ekonomi yang kuat ini akan terus berlanjut.

Dari Eropa, GBP terhadap USD menguat 0.08% ke level 1.3166 serta EUR/USD menguat 0.27% ke level 1.1590. Ditengah kabar dari Theresa May yang menyatakan kepada Parlemen Inggris bahwa meski pembicaraan dengan EU telah mencapai kemajuan yang positif namun perbatasan Irlandia masih menjadi topik yang belum terselesaikan.

Dari Asia, USD terhadap JPY melemah 0.33% ke level 111.83. Seiring permintaan Safe Haven yang meningkat di tengah perdagangan Wall Street yang mix.
Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR kemarin dibuka pada level 15235/15255, diperdagangkan dalam rentang 15215-15255, dan ditutup pada level 15200/15220. JISDOR berada pada level 15246.

Penutupan saham dan harga komoditas 15 Oktober 2018:
IHSG -0.51%
Dow Jones -0.35%
Nikkei +023%
Straits Times +0.16%
Gold $ 1227
Oil $ 71.84

Indikasi kurs Valuta Asing, 16 Oktober   2018, pukul 08.45 WIB:
USD/IDR: 15200/15250
EUR/IDR: 17600/17650
GBP/IDR: 19980/20045
JPY/IDR: 135,70/136,20
AUD/IDR: 10835/10875
SGD/IDR: 11035/11085
CNH/IDR: 2192/2206

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 15213/15262
2Weeks: 15225/15270
1Month: 15262/15315
2Months: 15325/15376
3Months: 15390/15445

Kurs tersebut merupakan indikasi dan dapat berubah sewaktu -waktu.


Kamis, 04 Oktober 2018

Kurs US Dollar terhadap Rupiah naik tajam menuju 15200, ini penyebabnya....

Rupiah masih terdepresiasi, belum ada tanda-tanda penguatan, Info kurs valas hari ini USD/IDR pagi ini  Kamis 4 Oktober 2018 , dibuka pada level 15090/15140 dan diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran 15050-15200

Dari Pasar FX Global, USD diperdagangkan menguat terhadap major currencies lainnya pasca rilisnya data sektor ketenagakerjaan yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan. Data US ADP Employment Change dirilis naik 230k dari periode sebelumnya sebesar 163k. Kenaikan ini jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebagian besar analis yaitu sebesar 184k. DXY naik 0.13% ke level 95.25. Di sisi lain, EUR diperdagangkan melemah meskipun Pemerintah Italia berencana menguranfi target defisit anggaran untuk tahun 2020 dan 2021 menjadi 2.2% dan 2%, dan tetap bertahan dengan rencana sebelumnya untuk tahun 2019 di 2.4%. Sebelumnya pemerintah Italia menyatakan target sebesar 2.4% selama tiga tahun, yang mana akan melewati aturan fiskal dari Uni Eropa. EURUSD turun 0.1% ke level 1.1535.

Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR kemarin diperdagangkan dalam rentang 15065-15095, JISDOR berada pada level 15088

Penutupan saham dan harga komoditas 3 Oktober 2018:
IHSG -0.13%
Dow Jones +0.20%
Nikkei -0.66%
Straits Times +0.76%
Gold $ 1197
Oil $ 76.11

Indikasi kurs Valuta Asing 4 Oktober 2018, pukul 08:15 WIB:
USD/IDR: 15090/15150
EUR/IDR: 17309/17377
GBP/IDR: 19516/19580
JPY/IDR: 131.92/132.44
AUD/IDR: 10711/10751
SGD/IDR: 10922/10979
CNH/IDR: 2175/2200

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 15103/15155
2Weeks: 15114/15170
1Month: 15150/15210
2Months: 15213/15283
3Months: 15280/15360

Kurs tersebut merupakan indikasi dan dapat berubah sewaktu -waktu.