Senin, 09 Maret 2020

Mengapa US Treasury Tenor 10 tahun akan Menuju Zero Yield ?

Penyebaran coronavirus semakin meluas, para pelaku pasar merespon negatif, Dari pasar FX Global, kemarin jumat kurs USD diperdangang kembali melemah terhadap mata uang utama global, pasar merespon negatif langkah pemangkasan suku bunga The Fed di hari Selasa lalu, dengan menimbang rendahnya suku bunga acuan AS dibandingkan suku bunga dari negara lain, dan memicu aksi lepas dolar. Kondisi tersebut mungkin akan sedikit membuat USD kembali mengalami penguatan pada senin ini setelah data non farm payroll yang dirilis lebih baik dari ekspektasi (273K vs 175K).


Sementara itu Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR kemarin dibuka pada level 14,190/14,200, diperdagangkan pada rentang 14,190/14,340 dan di tutup pada level 14,220/14,240. JISDOR berada pada level 14,267. Harga SUN Benchmark diperdagangkan melemah 145 – 275 bps dengan yield FR0082 ditutup pada level 6.76%.


Permintaan investor global terhadap aset safe haven pada perdagangan pada sejak Rabu pekan lalu mendorong yield US Treasury tenor 10 tahun menyentuh level terendahnya sepanjang masa hingga 0.69%. Disusul dengan pelemahan beberapa nilai aset berisiko di pasar keuangan dunia akibat dari kekhawatiran virus Corona. Diketahui bahwa jumlah kasus virus corona telah mencapai 100,000 di dunia dengan jumlah kasus yang bertambah di kawasan AS, Jerman, Perancis, dan Korea Selatan. Pada beberapa hari sebelumnya, kawasan California di AS juga menyatakan darurat karena kenaikan kasus virus di daerahnya. Beberapa investor melihat bahwa saat ini yield dari US Treasury tenor 10 tahun akan menuju zero yield karena permintaan yang tinggi dan the Fed yang cukup agresif dalam merespon pasar. Diprediksi the Fed akan kembali memotong suku bunga hingga 50 bps pada FOMC meeting bulan ini.


Kembali ke dalam negeri, Bank Indonesia mengumumkan cadangan devisa Indonesia pada bulan Februari 2020 pada level USD 130.4 Miliar atau turun sebesar USD 1.3 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Dalam Pers rilisnya, BI menyatakan bahwa penurunan nilai cadev dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Beberapa analis melihat penurunan cadangan devisa disebabkan oleh intervensi BI terhadap mata uang rupiah karena melemah cukup dalam akibat sentimen risk off saat ini dan turunnya penerimaan devisa dari sisi ekspor karena adanya penurunan harga komoditas. Dengan pelemahan rupiah yang masih berlangsung hingga bulan ini, tidak menutup kemungkinan cadangan devisa Indonesia pada bulan Maret masih akan mengalami penurunan.


#Coronavirus #Bonds #GlobalBonds #Investments #BankIndonesia #USDIDR 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar