Senin, 25 Mei 2015

Inilah Dua Faktor Utama Yang Mempengaruhi Likuiditas dan Stabilitas Keuangan Negara Berkembang

Faktor yang mempengaruhi Likuiditas keuangan negara berkembang sangat kompleks, lain halnya dengan negara maju yang banyak yang memiliki likuiditas yang kuat, pun banyak juga yang memiliki rasio hutang yang cukup tinggi, Ini risiko likuiditas bahkan lebih signifikan di banyak negara dengan kondisi ekonomi yang maju dan  pasar obligasi korporasi yang massif, serta di pasar obligasi di negara yang mengalami capital inflow besar dari dana investasi baik saham maupun investasi korporasi.

Krisis likuiditas sejauh ini dapat memberi dampak yang merugikan. Penguapan dan berkurangnya likuiditas pasar saat ini dapat mengakibatkan tekanan pada pasar global yang berdampak pada ekonomi global dan stabilitas keuangan suatu negara

Ada dua faktor besar yang sangat bisa mempengaruhi likuiditas dan stabilitas keuangan negara, yaitu :

Kondisi Geo-politik dan penurunan harga minyak sangat dominan. Penurunan harga minyak yang sangat curam dan cepat pada paruh kedua 2014 memberi tekanan besar pada US high yields corporate bonds markets (dimana 15 persen dari perusahaan energi), dan pada ekspor minyak di emerging market. Bahkan ketika harga minyak sebagian pulih dari penurunan tajam tahun lalu, volatilitas harga minyak tetap tinggi, menunjukkan kekhawatiran yang sedang berlangsung dari pelaku pasar tentang harga minyak di masa depan.

Kebijakan moneter yang berbeda dan dolar yang lebih kuat dapat memberikan tes ketahanan pasar tersebut. Amerika Serikat tampaknya akan mulai melakukan pengetatan suku bunga akhir tahun ini, bail out pembelian aset sudah berakhir tahun lalu. Hal ini berbeda dengan Kawasan Eropa dan Jepang, di mana para pembuat kebijakan diharapkan untuk terus membuat kebijakan moneter yang bersifat akomodatif yang dapat memberi impact besar dalam waktu yang pendek. Hal ini memberi ruang besar untuk penguatan USD terhadap major currency. Pertumbuhan kuat di Amerika Serikat menjadi titik tolak utama, dan ini adalah berita baik bagi ekonomi global, tetapi kenaikan suku bunga dan prospek naiknya USD lebih lanjut dapat mengakibatkan capital outflow dari negara berkembang beralih ke USD, dan high yields bonds korporasi kembali ke US Treasuries. Ini bisa menguji likuiditas pasar high yields bonds dan bisa mempengaruhi stabilitas keuangan negara berkembang

source foto: worldwildlife org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar