Kamis, 16 Mei 2019

Masalah Utama Emerging Market: Defisit Neraca, Pelemahan Kurs dan Ketergantungan Harga Komoditas

Pasar saham dan forex di Asia sedang kalut imbas Trade War AS vs China, Ketegangan perang perdagangan yang semakin panas antara AS dan Cina memberi perhatian pada investor, pasar-pasar baru yang sedang diupayakan tumbuh di Emerging Market sangat bergantung pada suku bunga acuan dari The Fed dan sangat peka terhadap perubahan kebijakan moneter di AS

Ketegangan perdagangan AS vs China yang meningkat telah membuat saham di seluruh dunia gelisah, ditandai dengan investor yang melakukan pergerakan besar dalam indeks. Sebagian besar investor masuk ke mode risik-on. Indeks saham utama di Amerika Serikat semua turun lebih dari 3% bulan ini.


Sementara itu, manajer investasi yang populer di Amerika Serikat Goldman Sachs tengah mengkaji untuk mengurangi eksposur yang cenderung "overweight" untuk nilai dari aset pasar berkembang

"Kami telah mengurangi paparan resiko terhadap mata uang emerging markets (pasar berkembang) dan  surat hutang asal Emerging Market sampai kami memperoleh kejelasan tentang arah perjalanan ekonomi untuk perkembangan baru hubungan perdagangan AS-Cina, juga pertumbuhan global, dengan keduanya saling berhubungan," Goldman Sachs Asset Management (GSAM) ) memberi keterangan yang dilansir dari CNBC

Pasar negara berkembang sangat sensitif terhadap kondisi pasar, Arus masuk ke pasar negara berkembang dapat bergantung pada modal murah dari Federal Reserve dan sangat sensitif terhadap perubahan kebijakan moneter di AS. Beberapa faktor penentu untuk menilai buruknya kondisi Emerging Market saat ini yaitu, defisit neraca berjalan yang cukup besar, lemahnya mata uang dan ketergantungan pada harga komoditas yang saat ini sedang turun


Memang ada ungkapan Risiko tinggi sejalan dengan pengembalian investasi yang lebih tinggi, tetapi untuk saat ini indeks pasar berkembang sesuai data MSCI telah turun lebih dari 11% selama periode 12 bulan. Sementara itu, indeks saham utama di Amerika Serikat semua turun lebih dari 3% bulan ini. Mungkin mode risk-on akan menjadi topik utama bagi semua investor di dunia ini