Jumat, 17 April 2020

Pengujian Obat Antivirus Covid-19 Kepada Pasien Menunjukkan Kemajuan Pemulihan Demam dan Simptom Pernafasan, Rupiah Mulai Kuat

Sentimen positif datang dari perkembangan terbaru Covid-19, Kemarin lembaga penelitian Gilead Science Inc, mengumumkan hasil pengujian obat anti covid-19 terhadap sekelompok pasien menunjukkan kemajuan terhadap pemulihan demam dan simptom pernapasan imbas Coronavirus, hal ini berimbas ke US Dolar indeks DXY sedikit turun ke posisi 99.79. Perlahan safe haven currency US Dollar melemah, EUR/USD menguat ke posisi 1.0865, dan GBP/USD menguat ke level 1.2502. 

Update Dari pasar FX Global benua Asia, Kurs USD sedikit melemah pada awal sesi Asia pagi ini, pasca adanya laporan media bahwa tes penobatan covid-19 bekerja dengan baik, serta optimisme pembukaan kembali perekonomian Amerika, membuat investor mencari mata uang berisiko. Dolar Australia dan Selandia Baru memimpin penguatan, dengan kurs NZD menguat 1% ke level 0.6023 dan AUD menguat 0.8% ke level 0.6379. 

Sementara itu dari Amerika Serikat, Kemarin rilis data US Initial Jobless Claims menunjukkan perbaikan 5245k dibandingkan sebelumnya 6615k. Kemarin Presiden Trump mengumumkan pedoman untuk kembali bekerja di Amerika, dan menghentikan social distancing paling cepat dalam empat minggu mendatang, meskipun masih tergantung pada hasil tes virus serta kebijakan masing-masing negara bagian. 

jika dilihat dari Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR kemarin dibuka pada level 15,630/15,705, diperdagangkan pada rentang 15,650-15,825, dan ditutup pada level 15,600/15,680. JISDOR berada pada level 15,787. 

Update dari pasar obligasi, harga SUN Benchmark melemah 35 – 175 bps akibat kekhawatiran investor bertambah ditengah – tengah ketidakpastian dampak ekonomi dari kasus Corona. Yield US Treasury tenor 10 tahun juga sempat diperdagangkan melemah ke level 0.64% akibat investor sudah mulai waspada dengan pengumuman perusahaan terhadap laporan keuangannya di kuartal-I 2020 yang diperkirakan akan mengalami penurunan akibat dampak dari Covid-19. 

Telah terjadi penurunan laba pada bank besar di AS di kuartal I ini yaitu Goldman, Bank of America, dan Citigroup. Investor masih menunggu laporan keuangan dari bank besar lainnya serta perusahaan besar seperti Apple, Microsoft, dll. Selain itu kekhawatiran pelaku pasar juga bertambah ketika IMF memprediksi bahwa ekonomi global akan mengalmi kontraksi pada tahun ini hingga mencapai level -3% akibat banyaknya negara yang memberlakukan lockdown sehingga menghambat konektivitas antar negara. Disebutkan bahwa krisis saat ini berbeda dan akan jauh lebih parah dibandingkan krisis finansial global pada tahun 2008.

Update dari Gedung Putih, Presiden AS berencana untuk merelaksasi aturan untuk tinggal di rumah setelah dirinya yakin bahwa kasus Covid-19 mulai melandai di negaranya, namun pernyataan tersebut disanggah oleh peneliti dari University of John Hopkins yang menyatakan bahwa belum ada tanda – tanda kasus Covid-19 di AS mulai melambat. Negara lainnya, UK berencana untuk memperpanjang lockdown di negaranya, pemerintah Jerman juga akan melakukan aturan yang ketat, serta Perdana Menteri Jepang telah mengumumkan darurat nasional setelah kasus Corona melebar ke seluruh negeri

Virus-free. www.avg.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar