Update terbaru terkait perkembangan pemotongan Suku Bunga The Fed, Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, menyatakan bahwa masih ada ruang untuk pemotongan suku bunga jika kondisi ekonomi kedepannya baik seperti sekarang dan tarif US tidak agresif. Presiden The Fed Dallas, Lorie Logan, menambahkan bahwa The Fed masih memantau data kedepannya untuk memastikan inflasi terjaga. Inflasi menjadi perhatian utama sebagai penentu arah kebijakan The Fed terkait suku bunga.
Berdasarkan CME FedWatch Tool, ekspektasi pemangkasan suku bunga pertama The Fed sebesar 25 bps di tahun ini berada di bulan September 2025, dengan probabilitas turun per pagi ini di angka 54.70% (prev 1 day 55.70%).
Sementara itu, terdapat rilis data US ISM Manufacturing PMI (May) yang di bawah ekspektasi pasar di 48.5 (Cons. 49.5, Prev. 48.7), penurunan terbesar sejak November 2024. Kebijakan dagang US yang tidak konsisten membuat penurunan pada nilai ekspor, pesanan barang, dan lapangan kerja manufaktur.
Lalu update dari pasar domestik, Balance of Trade Indonesia (Apr) dirilis di bawah prediksi pasar di USD 0.16Bn, terendah sejak Mei 2020 (Cons. USD 3.04Bn, Prev. USD 4.33Bn), hal ini didorong oleh kenaikan impor minyak mentah dan produk minyak olahan. Begitu juga dengan Core Inflation Rate YoY (May) yang dirils dibawah prediksi pasar sebesar 2.40% (Cons. 2.50%, Prev. 2.50%), dimana tekanan kenaikan harga pangan, akomodasi, dan restoran menurun setelah perayaan Idul Fitri. Sedangkan secara MoM, terjadi deflasi sebesar -0.37% (Cons. -0.14%, Prev 1.17%).
Bagaimana prediksi kurs Dollar Rupiah saat ini, kecenderungan pergerakan akan berada di level 16220-16320
Sementara itu, terdapat rilis data US ISM Manufacturing PMI (May) yang di bawah ekspektasi pasar di 48.5 (Cons. 49.5, Prev. 48.7), penurunan terbesar sejak November 2024. Kebijakan dagang US yang tidak konsisten membuat penurunan pada nilai ekspor, pesanan barang, dan lapangan kerja manufaktur.
Lalu update dari pasar domestik, Balance of Trade Indonesia (Apr) dirilis di bawah prediksi pasar di USD 0.16Bn, terendah sejak Mei 2020 (Cons. USD 3.04Bn, Prev. USD 4.33Bn), hal ini didorong oleh kenaikan impor minyak mentah dan produk minyak olahan. Begitu juga dengan Core Inflation Rate YoY (May) yang dirils dibawah prediksi pasar sebesar 2.40% (Cons. 2.50%, Prev. 2.50%), dimana tekanan kenaikan harga pangan, akomodasi, dan restoran menurun setelah perayaan Idul Fitri. Sedangkan secara MoM, terjadi deflasi sebesar -0.37% (Cons. -0.14%, Prev 1.17%).
Bagaimana prediksi kurs Dollar Rupiah saat ini, kecenderungan pergerakan akan berada di level 16220-16320
Tidak ada komentar:
Posting Komentar