Senin, 01 Februari 2016

Rupiah menguat setelah Moody's menetapkan peringkat utang Indonesia menjadi 'Baa3' status layak investasi

Indonesia Rupiah menguat terhadap mayoritas mata uang major, US dollar - Rupiah dibuka pada level 13690-13730, dan siang ini berada pada posisi 13580-13610, Dari perdagangan forex akhir pekan lalu, JPY berada pada level penurunan terbesar dalam setahun terakhir terhadap USD setelah keluarnya keputusan BOJ untuk mengadopsi suku bunga negatif.

BOJ menyatakan akan memberlakukan tingkat suku bunga deposito -0,1% untuk institusi keuangan mulai 16 Februari mendatang, membuat bank harus membayar bunga untuk ekses likuiditas yang ditempatkan di bank sentral.

BOJ juga berkomitmen untuk memangkas suku bunga lanjutan apabila diperlukan. Gejolak ekonomi global serta kejatuhan harga komoditas seperti minyak mentah mendorong pelaku pasar membeli aset safe haven seperti JPY, mempersulit upaya BOJ untuk mencapai target inflasi 2%.

Sedangkan dari pasar valas Eropa, EUR/USD melemah setelah rilisnya data dari Eurozone yang beragam. Data inflasi yoy Eurozone naik 0,4% sesuai ekspektasi vs prior 0,2%. ECB sendiri menargetkan inflasi yoy Eurozone berada di dekat level 2%. Namun core inflation naik 1% vs survey 0,9% & prior 0,9%. Data retail sales Jerman juga dirilis melemah -0,2% vs survey 0,5% & prior 0,4% (revised). USD sendiri menguat terhadap mata uang utama setelah rilisnya data GDP AS (annualized) yang tumbuh 0,7% di Q4 2015, mendekati level ekspektasi 0,8%. Penguatan USD juga didukung oleh rilisnya data PMI Chicago sebesar 55,6 vs survey 45,4 dan prior 42,9.

Data rilis untuk hari ini (consensus/prior):
• CN Caixin PMI Mfg (48,1 / 48,2)
• JN PMI Manufacturing (52,4 / 52,4)
• IT PMI Manufacturing (54,9 / 55,6)
• FR PMI Manufacturing (50,1 / 50)
• GE PMI Manufacturing (52,1 / 52,1)
• EU PMI Manufacturing (52,3 / 52,3)
• UK Mortgage Approvals (70k / 70,4k)
• UK M4 Money Supply (0,3% / 0,4%)
• UK PMI Manufacturing (51,8 / 51,9)
• US Personal Income (0,2% / 0,3%)
• US Personal Spending (0,1% / 0,3%)
• US ISM Manufacturing (48,6 / 48,2)
• US Const. Spending (0,6% / -0,4%)

Dari pasar saham, IHSG pada akhir pekan lalu ditutup naik 12,33 poin atau 0,26% menjadi 4.615,16. Sementara kelompok saham LQ45 naik 4,97 poin (0,62%) menjadi 799,99. IHSG BEI di hari Jumat bergerak ranging yang memperlihatkan bahwa pasar saham masih berada di area konsolidasi sehingga penguatannya cenderung terbatas.

Rupiah diperkirakan menguat karena Lembaga pemeringkat Moody's yang menetapkan peringkat utang indonesia di level 'Baa3' atau layak investasi dengan prospek stabil belum mampu memberikan kepercayaan pelaku pasar modal lebih tinggi terkait sentimen tekanan fiskal.

Minimnya sentimen positif tersebut membuat indeks BEI masih berisiko terkoreksi pada perdagangan pekan ini karena keengganan pelaku pasar untuk mengambil posisi beli secara agresif. Diharapkan apabila pemerintah dapat meningkatkan penerimaan negara, menjaga perbaikan pada defisit neraca berjalan dan inflasi dapat mendorong penaikkan peringkat dan menambah sentimen positif pasar terhadap ekonomi domestik.

Selain itu, tercatat pelaku asing masih membukukan net buy sebesar IDR 1,415 triliun pada Jumat lalu, menandakan sentimen positif yang masih terjaga dari pihak eksternal. Bursa regional seperti Hang Seng menguat 487,28 poin (2,54%) ke level 19.683,11, indeks Nikkei naik 476,85 poin (2,80%) ke level 17.518,30, dan Straits Times menguat 66,66 poin (2,60%) ke posisi 2.629,11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar