Selasa, 08 Maret 2016

Rupiah dihantui profit taking setelah menguat tajam, USD/JPY masih bullish

Info kurs valas hari ini US dollar Rupiah masih akan menguat terhadap US dollar, namun akan melalui tekanan karena sudah menguat cukup tinggi, US dollar Rupiah dibuka pada 13100-13120

Dari perdagangan forex global, USD/JPY masih berada pada tren bullish seiring menguatnya pasar saham global dan harga minyak mentah. USD sendiri cenderung rebound terhadap mata uang regional Asia setelah sebelumnya sempat melemah setelah rilisnya data AS yang mixed di hari Jumat. Sementara EUR/USD bergerak ranging pada sesi perdagangan Eropa.

Perhatian pasar akan tertuju pada rapat moneter ECB di hari Kamis mendarang. ECB diperkirakan akan mengeluarkan stimulus tambahan pada rapat tersebut setelah pernyataan Presiden ECB Mario Draghi yang akan meninjau kembali kebijakan moneter Uni Eropa di bulan Maret. Isu penambahan stimulus semakin kencang setelah Uni Eropa kembali mengalami deflasi di bulan Februari. Eurostat melaporkan deflasi Uni Eropa bulan lalu sebesar 0,2%, pertama kali terjadi sejak Agustus 2014.

Data rilis untuk hari ini (consensus/prior):
• CN Trade Balance ($50,75b / $63,29b)
• AU NAB Business Confidence (prior 2)
• GE Industrial Prod. mom (0,5% / -1,2%)
• EU GDP qoq (0,3% / 0,3%)

Dari perdagangan forex dalam negeri, IDR menguat terhadap USD dengan level pembukaan 13.000/13.010 dan level penutupan 13.087. JISDOR berada pada level 13.029 dibandingkan akhir pekan lalu yang berada pada posisi 13.159. Menurut analis, pendorong utama dari kenaikan IDR adalah meningkatnya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia, sehingga memicu arus modal asing masuk cukup deras sejak Februari tahun ini di saham maupun obligasi negara.

Sejak awal tahun ini hingga awal Maret 2016, arus modal asing masuk ke dalam negeri sekitar IDR 35 triliun, baik di pasar saham maupun surat utang atau obligasi. Dari sisi eksternal, penguatan IDR dipengaruhi oleh kemungkinan ditundanya kenaikan suku bunga the Fed.

Sementara dari pasar saham dalam negeri, IHSG ditutup turun sebesar 19,30 poin atau -0,39% menjadi 4.831,57. Sementara kelompok saham LQ45 melemah 6,02 poin (-0,71%) menjadi 842,59. Pelemahan dianggap sebagai koreksi setelah indeks BEI mengalami penguatan sebesar 2,49% pada pekan lalu. Potensi penguatan masih terbuka seiring dengan perkembangan harga komoditas minyak yang masih berada pada tren bullish. Pelaku pasar asing juga masih mencatatkan  foreign net buy sebesar IDR 501,998 miliar pada perdagangan saham kemarin. Diproyeksikan, IHSG sepekan ke depan masih berpeluang konsolidasi menguat di kisaran 4.800-4.900 poin. Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng turun 16,98 poin (-0,08%) ke level 20.159,72, dan indeks Nikkei melemah 103,46 poin (-0,61%) ke level 16.911,32, Straits Times melemah 13,49 poin (-0,48%) ke posisi 2.823,51.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar