![]() |
apa itu transaksi cross currency swap ?? |
Latar belakang
Sebagai contoh perusahaan yang setiap bulannya ada pembelajaan bahan baku dari luar negeri atau aktif melakukan impor dengan mata uang USD, ya lebih sepesifik yang ada di Indonesia contohnya yaitu perusahaan kimia pestisida yang bahan baku disuplai dari luar negeri dengan pembayaran USD, namun penjualan hasil produksi dipasarkan ke pasar domestik dengan pembayaran IDR
baca juga: Panduan Investasi Saham untuk Pemula (Infografis)
Katakanlah perusahaan kimia tersebut sudah memiliki fasilitas kredit dalam bentuk USD dari perbankan nasional untuk modal kerja yang tentunya akan dipakai sebagai dana pembayaran bahan baku impor dengan denominasi USD, tentunya setiap tahun ada kewajiban pembayaran bunga dan pokok utang dalam bentuk USD ke bank sebagai krediturnya
![]() |
Cara Transaksi Cross Currency Swap |
Alasan utama adalah fluktuasi penguatan kurs USD dan sangat rentannya pelemahan mata uang Rupiah, akan menjadi sangat beresiko jika ternyata kurs USD melonjak tinggi akibat pergerakan pasar, maka beban perusahaan kimia tersebut akan makin berat karena bunga dan pokok utang dalam mata uang USD, bayangkan krisis ekonomi tahun 1997-1998, kurs USD/IDR menjadi 20,000 yang sebelumnya senilai USD/IDR 5,000 sampai 7,500, maka makin membengkaklah beban keuangan perusahaan, sedangkan penerimaan perusahaan dalam bentuk Rupiah
baca juga: Apa itu Transaksi Swap dalam Perdagangan Forex???
Jika melihat kondisi ekonomi global akhir-akhir ini kemungkinan penguatan kurs USD masih sangat terbuka karena imbas ketidakpastian ekonomi global dan kondisi kurs Rupiah yang sangat rentan terhadap sentimen negatif imbas dari ketidakpastian ekonomi global tersebut, maka mata uang USD banyak diburu investor karena sebagai mata uang kategori Safe Haven
Nahh... Perusahaan kimia tersebut bisa menggunakan Cross Currency Swap untuk mengubah besaran bunga utang dan pokok utang yang telah ditarik dengan mata uang USD menjadi denominasi Rupiah
Contoh simulasi Cross Currency Swap:
Perusahaan Kimia mendapat fasilitas kredit dari perbankan nasional dengan limit USD 200 juta, tanggal mulai efektif 5 Mei 2019 sampai dengan jatuh tempo 5 Mei 2024, maka perusahaan ada kewajiban mengembalikan hutang tersebut ke bank sebesar USD 200 juta dan dengan bunga hutang sebesar 5% pertahun yang akan dibayar setiap 5 Mei sampai tahun 2024.
baca juga: Inilah tanda-tanda Resesi Ekonomi Global dilihat dari Pasar Obligasi
- Hutang USD 200,000,000, bunga 5% per annum
- Jika dirubah dalam besaran Rupiah dengan kurs USD/IDR 14,200 maka, Hutang IDR 2,840,000,000,000, bunga 10% per annum
- Bunga USD lebih rendah dari Rupiah karena memang suku bunga acuan USD dari bank sentral Federal Reserve lebih rendah dari suku bunga acuan IDR dari Bank Indonesia
Skema hutang perusahaan kimia pada tanggal 5 Mei 2019
Skema hutang perusahaan kimia pada tanggal 5 Mei 2019 (Setelah Deal Cross Currency Swap)
Kira-kira itu sedikit penjelasan mengenai skema transaksi derivatif bernama Cross Currency Swap