Selasa, 25 Januari 2022

Dampak Buruk Kenaikan Suku Bunga The Fed bagi Negara-Negara Berkembang

Semakin menguatnya laju inflasi di domestik AS membuat Bank Sentral AS untuk segera bertindak, baru-baru ini secara resmi dan telah diumumkan melalui Federal FOMC Meeting, komite telah memutuskan akan segera melakukan pengetatan kebijakan moneter lebih cepat dari rencana sebelumnya, hal ini sangat dibutuhkan untuk menahan inflasi di domestik AS yang terus melonjak tinggi

Hal tersebut memang baik bagi domestik AS, namun belum tentu dampaknya akan baik bagi pasar keuangan global, Apa dampak buruk kenaikan suku bungan The Fed, dilansir dari laporan organisasi non-profit Jubilee Debt Campaign, mereka menyoroti bahwa rasio pembayaran hutang negara-negara berkembang naik sebesar 120% pada rentang antara 2010 sampai 2021


Hal paling ditakuti adalah kenaikan suku bunga dari Federal Reserve AS dan bank sentral negara-negara lainnya kemungkinan akan memperburuk krisis utang global, terutama untuk negara-negara berkembang, merujuk pada laporan terbaru dari organisasi nirlaba Inggris, Jubilee Debt Campaign.

Dan memang dari beberapa analis memperkirakan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga dengan frekuensi sebanyak empat kali dari posisi terendah sejak era pandemi, yang mungkin akan dilakukan sepanjang 2022.

Jika di rata-rata, Porsi rata-rata pendapatan pemerintah negara berkembang yang disalurkan untuk pembayaran utang luar negeri terus meningkat dari 6,8% pada tahun 2010 menjadi 14,3% pada 2021, dengan pembayaran melonjak pada 2020 (Jubilee Debt Campaign)

Peningkatan tajam dalam porsi pembayaran utang tentunya akan menghambat pemulihan ekonomi negara-negara berkembang dari pandemi, maka dari itu kenaikan suku bunga AS pada tahun 2022 dapat memperburuk beban hutang bagi banyak negara berpenghasilan rendah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar