Rabu, 27 Juli 2022

The Fed Akan Menaikkan Suku Bunga Acuan, Bagaimana Prediksi Kurs Dollar Rupiah ?

Kurs Rupiah tampak mulai menguat menuju dibawah 15000, mencermati pada penutupan hari kemarin dimana rupiah dibuka di 14.960 dan diperdagangkan dalam rentang 14.950 sampai dengan 15.000 kemudian ditutup di 14.997, bagaimana prediksi kurs Dollar Rupiah... Apakah penguatan Rupiah akan berlanjut ? Mari kita tengok perdagangan pasar keuangan global terlebih dahulu

Dilaporkan dari US, pasar saham Wall Street ditutup melemah dimana Dow Jones turun 0,71%, Nasdaq turun 1,87%, dan S&P500 turun 1,15%. Pelemahan tersebut terjadi pasca beberapa perusahaan raksasa dunia seperti Microsoft dan Alphabet mengumumkan hasil pendapatannya yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Sementara itu sentimen negatif pada hari sebelumnya juga turut berpengaruh, hal ini ditengarai terkait proyeksi laba Wallmart yang diturunkan, Wallmart adalah salah satu perusahaan retail yang dianggap dapat mencerminkan kondisi konsumen, Wallmart telah memangkas prospek labanya karena melonjaknya harga makanan dan bahan bakar yang hal ini dapat mendorong konsumen untuk mengurangi pengeluarannya. 

Pelaku pasar saat ini masih sangat menantikan hasil dari FOMC meeting yang akan dilaksanakan pada dini hari nanti, dimana pelaku pasar sangat yakin akan adanya kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75bps, walaupun masih ada sebagian kecil yang meyakini kenaikan mencapai 100bps.

Sementara itu dari benua biru Eropa, negara-negara anggota Uni Eropa bersiap menghadapi pasokan gas dari Russia yang akan mulai dikurangi dalam beberapa waktu kedepan. Pengurangan pasokan gas tersebut berpotensi dapat memperburuk keadaan ekonomi Eropa yang pada saat ini sudah berada di tepi jurang resesi. 

Pengurangan pasokan gas tersebut juga membuat minyak mulai dipertimbangkan untuk menjadi salah satu opsi dalam mengatasi kebutuhan energi di Eropa yang akan memasuki musim dingin. Dengan adanya perpindahan dari gas ke minyak tersebut berpotensi akan membuat harga minyak dunia menjadi meningkat.

Pada kesempatan lain, IMF pada hari kemarin menyampaikan update mengenai prospek pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini dan juga tahun depan. IMF menyampaikan bahwasanya pada tahun ini ekspansi ekonomi global akan melambat menjadi 3,2%, setelah sebelumnya pada bulan april sempat diprediksi akan berada di angka 3,6%. Sementara untuk tahun depan, pertumbuhan ekonomi global diprediksi berada di angka 2,9% yang disebabkan oleh dampak dari kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh bank-bank sentral dunia yang ditakutkan akan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Bagaimana pergerakan USD terhadap mata uang global lainnya, Mencermati indeks USD (DXY) pada perdagangan hari kemarin ditutup menguat naik ke level 107,04 dari level 106,43 pada penutupan hari sebelumnya. Penguatan pada mata uang Dollar ini didukung oleh pelemahan Euro yang mulai terimbas dan terbebani sentimen negatif pasar terkait suplai energi di Eropa yang saat ini berada di ambang ketidakpastian pasca Rusia akan mengurangi suplai gasnya ke Eropa. Selain itu adanya sentimen risk off di bursa saham US pada hari sebelumnya pasca pengumuman dari Wallmart juga turut membantu dalam mendorong penguatan Dollar, yang tentunya masih menjadi safe haven currency

Dari pasar komoditas, Harga minyak pada perdagangan hari kemarin mencatatkan pelemahan dimana Brent Oil turun ke level 99,46 USD/barel dan WTI Oil turun ke level 94,98 USD/barel. Pelemahan tersebut terjadi karena investor merasa khawatir akan tingkat kepercayaan konsumen yang lebih rendah dari sebelumnya. 

Selain itu Presiden US juga mengumumkan akan menambah penjualan minyak sebesar 20 juta barel sehingga totalnya menjadi 200 juta barel yang rencananya akan dilakukan pada bulan oktober mendatang. Rencana penjualan tersebut menjadi bagian dari rencana pemerintah US untuk menenangkan harga minyak dunia yang sedang naik akibat dari konflik Rusia dan Ukraina sekaligus juga sebagai pemulihan atas permintaan yang sempat menurun pada awal pandemi.

Sebagai tambahan, hari ini akan rilis data CPI di Australia; GfK Consumer Climate di Jerman; Core Durable Goods Order, Goods Trade Balance, Pending Home sales dan Crude Oil Inventories di US. Malam nanti juga tepatnya pukul 1 dinihari WIB akan rilis kebijakan suku bunga The Fed yang telah dinanti-nantikan oleh pelaku pasar.

Kembali mencermati pada pagi ini posisi indeks USD (DXY) berada pada level 107,20, besar kemungkinan hari ini sentimen risk off dengan DXY menguat, bursa saham Wall Street melemah, dan US10Y yield melemah, maka prediksi kurs USD/IDR akan bergerak dalam range 14 970 sampai dengan 15 050.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar