Kamis, 28 Januari 2016

Asian Development Bank prediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5.1 - 5.3 persen disokong oleh investasi dan konsumsi domestik

Berita ekonomi terkini dilaporankan dari event mandiri investment forum, Pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal-kuartal sebelumnya. Dalam pemaparannya, Menteri Keuangan menegaskan terjadi perbaikan indikator-indikator fiskal pada kuartal IV 2015. Realisasi defisit fiskal berkurang menjadi IDR 292,1 triliun (2,56% dari PDB) dari perkiraan sebelumnya yang mencapai IDR318,5 triliun (2,8% dari PDB). Sementara itu dana pemerintah daerah yang tidak tersalurkan (undisbursed fund) per Desember 2015 berkurang menjadi IDR 99 triliun, turun dari IDR 247 triliun di November 2015 dan juga lebih rendah dari realisasi Desember 2014 yang sebesar IDR130 triliun. Peningkatan belanja pemerintah daerah ini akan mendorong perbaikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2015.

Optimisme pemerintah untuk perekonomian Indonesia cukup besar, Kondisi perekonomian Indonesia tahun 2016 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun masih dibayangi dengan ketidakpastian pemulihan perekonomian global, perekonomian Indonesia di 2016 berpeluang tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2015. Dalam pemaparannya, Bank Indonesia (BI) dan Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2016 akan berkisar di antara 5,2 – 5,6 persen dan 5,1 – 5,3 persen dengan faktor pendorong utama adalah investasi dan konsumsi domestik. Terkait investasi, pemerintah terus berupaya mendorong peningkatan realisasi investasi langsung dari berbagai negara, terutama dari China. Selain itu, akan terus dilakukan simplifikasi dan harmonisasi perizinan dan prosedur investasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Kaitannya dengan konsumsi domestik, target inflasi BI yang rendah di kisaran 3 – 5 persen dan potensi penurunan suku bunga perbankan akan menjaga tingkat daya beli masyarakat.

Lalu penggerak utama perekonomian Indonesia di 2016 ini dari sektor apa saja yang berpotensi tumbuh cepat, Sektor lain yang berpotensi menjadi mesin penggerak perekonomian Indonesia ke depan adalah e-commerce, pariwisata, maritim, dan manufaktur. Berdasarkan data rilis resmi World Economic Outlook, pasar e-commerce nasional tahun 2016 diperkirakan mencapai IDR 25 triliun atau tumbuh sebesar 39 persen (YoY). Jumlah ini cukup besar dibandingkan dengan sektor perdagangan traditional

Sedangkan kontribusi sektor pariwisata terhadap GDP berpotensi meningkat dari 4,2 persen di 2014 menjadi 5 persen di2016. Terkait manufaktur, perubahan fokus penggerak perekonomian China dari export driven ke consumption driven merupakan peluang untuk mendorong sektor manufaktur Indonesia dalam meningkatkan ekspor finished dan consumption goods ke negara tersebut. (bhs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar