Jumat, 22 Januari 2016

Rupiah masih kuat sentimen positif imbas pemotongan BI rate

Dari pasar FX global, Mario Draghi menyatakan bahwa pergolakan pasar global belakangan ini dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi dan pergerakan inflasi lebih lemah dari yang diharapkan. EUR melemah tajam. Kemarin juga telah dirilis beberapa data ekonomi penting, antara lain AU Inflation Expectations (+3,6%), JP All Industry Activity (-1,0% vs -0,7%), dan US Initial Jobless Claims (293k vs 279k). Untuk angka pengangguran AS, rata-rata selama 4 minggu terakhir adalah 285k, yang menunjukkan kemajuan dalam pasar tenaga kerja AS karena angkanya di bawah 300k. Mayoritas major currency bergerak volatile dalam range yang lebar sepanjang hari kemarin.

Rilis data penting untuk hari ini (survey vs prior) :
- EU Flash Manufacturing PMI (53,0 vs 53,2%)
- UK Retail Sales (-0,1% vs 1.7%)
- CA Core CPI (-0,3% vs -0,3%)
- US Existing Home Sales (5,21M v 4,76M)

Dari pasar domestik, IDR menguat karena masih cukup kuatnya sentimen positif pasar pasca pemotongan suku bunga oleh BI beberapa waktu yang lalu. Ketahanan fiskal Indonesia juga dinilai cukup baik meski penurunan harga minyak dunia dikhawatirkan akan mengganggu penerimaan negara. Diterbitkannya UU 'Tax Amnesty' dapat meningkatkan pendapatan bebasis pajak pemerintah. USD/IDR diperdagangkan pada range 13.870-13.935 dan ditutup di 13.910.

IHSG melemah 13,85 poin atau 0,31% ke posisi 4.414,12. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 2,23 poin (0,29%) menjadi 766,89. Pelemahan ini tidak lepas dari aksi jual investor asing terhadap saham-saham domestik sebesar Rp 108,16 miliar seiring dengan minimnya sentimen positif yang beredar baik eksternal maupun dalam negeri.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng turun 344,15 poin (1,82%) menjadi 18.542,15, indeks Nikkei melemah 398,93 poin (2,43%) ke level 16.017,29, dan Straits Times melemah 26,35 poin (1,03%) ke posisi 2.533,23.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar