Rabu, 30 Januari 2019

Kurs US Dollar Menguat Jelang FOMC Meeting, Kurs GBP Melemah Imbas Dinamika Brexit Deal

Kurs US Dollar Menguat Jelang FOMC Meeting, Kurs GBP Melemah Imbas Dinamika Brexit Deal

Jelang FOMC meeting dan berlanjutnya ketidakpastian Brexit Deal, kurs USD mengalami penguatan terhadap Poundsterling, hal ini karena penolakan parlemen Inggris terhadap amandemen Theresa May untuk menunda Brexit pada Selasa malam. Pelaku pasar juga menunggu komentar dari Fed Chairman Jerome Powell, serta keputusan rate pada FOMC meeting pada Rabu ini.

Hubungan AS dan China kemungkinan akan kembali memanas, AS telah menuduh perusahaan Huawei Technologies Co Ltd China, kepala keuangan, dan dua afiliasinya melakukan penipuan terhadap bank, mengganggu proses penegakan hukum, pencurian teknologi, serta pelanggaran sanksi Amerika terhadap Iran. Kasus ini dinilai dapat meningkatkan ketegangan negosiasi lanjutan dagang AS-China yang akan digelar pada 30-31 Januari mendatang. GBP/USD melemah ke level 1.3100, sedangkan Euro diperdagangkan stabil pada level 1.1427 terhadap USD. AUD melemah terhadap USD ke level 0.7148. USD/JPY diperdagangkan melemah ke level 109.27.

Sementara itu, Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR kemarin dibuka pada level 14,055/14,070, diperdagangkan dalam rentang 14,055-14,100, dan ditutup pada level 14,090/14,100. JISDOR berada pada level 14,098.

Dari pasar obligasi, harga SUN benchmark melemah 20 – 80 bps kemarin sejalan dengan pelemahan Rupiah yang ditutup pada level USD/IDR 14,095. Yield benchmark 10Yr (FR0078) diperdagangkan hingga level 8.15% pasca pengumuman hasil lelang dimana Kemenkeu menyerap IDR 23.20 Triliun dari total incoming bid sebesar IDR 48.61 Triliun.

Berdasarkan data dari DJPPR, realisasi penerbitan SBN neto per 23 Januari telah mencapai IDR 102.66 Triliun (26.39% dari target SBN neto tahun ini sebesar IDR 388.96 Triliun), jauh lebih besar dibandingkan dengan realisasi penerbitan neto pada Januari tahun 2018 sebesar IDR 53.38 Triliun. Kemenkeu masih melancarkan strategi front loading dengan upaya untuk mengantisipasi berlanjutnya tren kenaikan suku bunga acuan. Yield UST 10Yr cenderung diperdagangkan stabil pada rentang 2.72 – 2.75%.