Kamis, 19 September 2019

Ini Alasan Utama The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan Menjadi 2% dari Sebelumnya 2.25%

Breaking news pagi ini dipersembahkan oleh berita dari bank sentral Amerika yang kembali menurunkan suku bunga dari semula 2.25% menjadi 2.00 %, penurunan kali ini adalah yang kedua pada tahun 2019, sebelumnya terjadi di bulan Juli, hal ini merespon kondisi market terkini dan antisipasi melambatnya ekonomi domestik Amerika Serikat, disebutkan pada rapat para pejabat bank sentral bahwasanya proyeksi pertumbuhan PDB USA dinaikkan menjadi 2,2 persen pada akhir 2019 (vs estimasi 2,1 persen sebelumnya) dan 1,9 persen pada 2021 (vs 1,8 persen), sedangkan untuk 2020 tidak berubah pada 2,0 persen. Ekspektasi inflasi terlihat pada 1,5 persen pada 2019, 1,9 persen pada 2020 dan 2,0 persen pada 2021, sesuai dengan proyeksi Juni.

Notulen singkat dari Pernyataan Bank sentral Amerika Serikat pada rapat FOMC sebagai berikut:

Berdasarkan data ekonomi dan Informasi yang diterima, data dirangkum sejak pertemuan terakhir rapat The Fed pada bulan Juli sampai saat ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tetap diproyeksi kuat dan pertumbuhan kegiatan ekonomi mulai meningkat pada level moderat. data pekerjaan cukup solid secara rata-rata dalam beberapa bulan terakhir, dan tingkat pengangguran masih cukup rendah. Meskipun data pengeluaran rumah tangga telah meningkat cukup kuat namun investasi bisnis baru dan ekspor masih melemah. Pada periode 12 bulan, data inflasi keseluruhan dan inflasi untuk barang-barang selain makanan dan energi berjalan di bawah 2 persen. 

The Fed terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan lapangan kerja secara maksimal dan terus menjaga stabilitas harga. Hal ini Mengingat bahwa implikasi perkembangan global terhadap prospek ekonomi dunia serta tekanan inflasi cukup melambat, Komite Federal Reserve memutuskan untuk menurunkan kisaran target untuk rate funding federal menjadi 1% - 1.75% hingga 2%. 

The Fed sangat mencermati dalam hal penentuan waktu dan level target untuk perubahan Fed Fund Rate, Komite akan menilai kondisi ekonomi yang terjadi dan diharapkan secara maksimal bisa mendekati sasaran target inflasi sebesar 2 %. Penilaian ini akan tetap mempertimbangkan berbagai informasi, termasuk data terkini pasar tenaga kerja, data inflasi yang terjadi sekaligus ekspektasi inflasi, dan informasi berkelanjutan tentang perkembangan ekonomi global

Tidak ada komentar:

Posting Komentar