Rabu, 15 April 2020

Apa Saja Kebijakan Makro dan Mikro Bank Indonesia Untuk Ketahanan Ekonomi Indonesia ?

Upaya preventif terhadap pelemahan ekonomi makro dan mikro domestik terus dilakukan Bank Indonesia. Sesuai laporan dari Bank Indonesia Pada Rapat Dewan Gubernur BI kemarin memutuskan bahwa Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuannya di level 4.50% namun melakukan perubahan pada kebijakan makroprudensialnya. 

Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan Giro Wajib Minimum rupiah dan menaikkan Rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial sebesar 200 bps untuk Bank Umum dan 50 bps untuk Bank Umum Syariah 200 yang berlaku mulai 1 Mei 2020. Kenaikan tersebut menyebabkan kewajiban untuk bank dalam melakukan pembelian SUN/SBSN pada pasar perdana. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberi konfirmasi resmi bahwa dengan kebijakan tersebut dapat menambah likuditas pasar sekitar IDR 117.80 Triliun. Sehingga sepanjang tahun ini, Bank Indonesia sudah melakukan injeksi pasar sebesar hampir IDR 300 Triliun melalui pembelian SBN, Repo kepada perbankan, serta penurunan GWM yang sudah berjalan sejak beberapa waktu yang lalu. 

Bank Indonesia juga kembali menekankan bahwa nilai tukar rupiah saat ini masih tercatat undervalued sehingga diperkirakan akan terus menguat hingga USD/IDR 15,000 per akhir tahun 2020. Pengumuman dari BI tersebut menjelang penutupan pasar SBN Indonesia yang ditutup lebih cepat setelah adanya pembatasan operasional akibat Covid-19 di Indonesia. 

Update dari pasar obligasi Pada hari kemarin harga SUN ex dan Benchmark diperdagangkan mayoritas menguat hingga 130 bps dengan yield FR0082 ditutup pada level 7.93%. Pada lelang SBN kemarin, pemerintah hanya menyerap IDR 16.88 Triliun dengan incoming bid yang masuk hanya sebesar IDR 27.65 Triliun. Ini merupakan trend penurunan keempat, setelah pada lelang – lelang SBN sebelumnya selalu terjadi penurunan incoming bid. Pada lelang kali ini, incoming bid terbesar yang masuk pada instrument FR0082 dengan level IDR 9.51 Triliun (dimenangkan IDR 8.00 Triliun) dan FR0081 dengan level IDR 5.95 Triliun (dimenangkan IDR 4.15 Triliun). Pemerintah masih berupaya untuk mendapatkan pembiayaan tambahan melalui lelang domestik dan global pada surat berharga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar