Senin, 06 Maret 2017

Pemerintah Indonesia Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5.5% tahun ini

Janet Yellen mrencanakan kenaikan suku bunga The Fed rate pada April 2017 
Update dari pasar global, 
Pada hari Jumat, Janet Yellen berpidato di hadapan anggota Executives Club Chicago, menilai bahwa kenaikan suku bunga Fed pada pertemuan Maret 2017 akan tepat untuk dilakukan selama ditunjang oleh data makro ekonomi yang baik. Yellen melihat potensi pertumbuhan US berada di kisaran +2%, dan dapat berada di level yang lebih tinggi apabila discouraged workers kembali masuk ke labour market.

Pemerintah China menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar +6.5% untuk 2017, seiring dengan implementasi kebijakan fiskal yang proaktif dan kebijakan moneter yang prudent. Pertumbuhan GDP pada 2016 tercatat di level +6.7%, terendah di dalam 26 tahun terakhir, sesuai dengan target Pemerintah di 6.5%-7%. China diperkirakan akan secara gradual mendorong pengurangan porsi utang korporasi, dan inventori pada sektor real-estate.

JCI melemah -0.315% pada sesi perdagangan akhir minggu lalu seiring dengan tekanan sentimen kenaikan suku bunga Federal Reserve US. Kepemilikan investor asing terhadap saham IDX 30 telah mengalami penurunan dari 64.6% pada bulan Agustus 2016 dan diperkirakan berada pada kisaran 59% saat ini. Hal ini mengindikasikan bahwa asing sudah cenderung under-invest di Indonesia, dan efek outflow dari pasar saham Indonesia diharapkan akan terbatas pada saat skenario kenaikan suku bunga US terjadi.

Pemerintah akan cenderung lebih agresif pada tahun ini untuk bisa meningkatkan pertumbuhan ke level 5.5%. Dirjen pajak berekspektasi penerimaan pajak akan lebih baik dibanding tahun lalu.

Berikut Reksa Dana yang dapat dicermati:
Saham (Big Cap):
- Ashmore Dana Ekuitas Nusantara (-0.85% 1 Mo; 9.20% 1 Yr; Subs Fee: 2%; Mgmt Fee: 1.13%)
- Batavia Dana Saham (-0.32% 1 Mo; 4.94% 1 Yr; Subs Fee: 2%; Mgmt Fee: 1.80%)

Saham (Small/Mid Cap):
- Ashmore Dana Progresif Nusantara (-0.90% 1 Mo; 14.50% 1 Yr; Subs Fee: 1.25%; Mgmt Fee: 2%)

Dengan sentimen global yang sedikit negatif, namun secara fundamental Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi di Asia dan memiliki ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi (APBN2017: 5.2%) sehingga jika ada koreksi di pasar saham, momen tersebut bisa dimanfaatkan untuk mulai membeli reksa dana berbasis saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar