Jumat, 21 Juni 2019

Aliran Modal Asing Mengalir Deras ke Pasar Obligasi dan Saham, Kurs Rupiah Menguat


Pergerakan Kurs US Dollar terhadarp Rupiah diprediksi masih melemah, imbas sikap dovish The Fed dan optimisme pasar bahwa The Fed akan segera menurunkan suku bunga acuan di pertemuan rapat berikutnya, juga makin derasnya aliran modal asing masuk ke pasar keuangan Indonesia, melalui pasar obligasi dan pasar saham

Sementara itu dari pasar obligasi, Harga SUN benchmark menguat 50 – 155 bps kemarin pasca BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya atau 7 days reverse repo rate (7DRRR) di level 6.00%. Suku bunga deposit facility dan lending facility masing – masing berada pada level 5.25% dan 6.75%. BI juga menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah sebesar 50 bps atau 0.50% untuk bank umum konvensional (6%) dan syariah (4.5%) dengan GWM rata – rata di level 3%. BI menyatakan bahwa meskipun isu perang dagang berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun sisi neraca pembayaran akan mengalami surplus yang lebih baik pada transaksi modal dan finansial di kuartal-II 2019 dan akan menunggu waktu yang tepat untuk menurunkan suku bunga nya pada kebijakannya nanti.

baca juga: Pemerintah terbitkan obligasi dalam valuta USD dan EUR

Dari pasar FX Global, USD diperdagangkan melemah ke level terendah dalam tiga bulan terakhir terhadap mata uang utama lainnya, pasca The Fed mengindikasikan akan memangkas suku bunga tahun ini. Dolar indeks DXY melemah ke posisi 96.6. Mata uang safe haven JPY diperdagangkan menguat 0.4% ke level 107.63, setelah BoJ mempertahankan suku bunga namun mengikuti langkah the Fed terkait peringatan risiko pelamahan ekonomi global. BoJ juga memberikan sinyal akan meningkatkan stimulus untuk membantu perekonomian Jepang. EUR/USD diperdagangkan menguat ke level 1.1305, dan GBP/USD menguat ke posisi 1.2692.

Rilis Data untuk hari ini (Survey/Prior):
- GE Markit Manufacturing PMI (44.6/44.3)
- EZ Markit Manufacturing PMI (48.0/47.7)
- US Markit Manufacturing PMI (50.5/50.5)
- US Existing Home Sales (5.30m/5.19m)

The Fed masih menahan suku bunga acuan di posisi 2,25%-2,5%. Para anggota The Fed, memperkirakan bahwa inflasi AS tahun ini hanya dikisaran 1.5% atau turun 0.3% dari proyeksi sebelumnya dan semakin jauh dengan target 2% pada tahun ini. Meskipun AS memiliki laporan tenaga kerja yang sangat baik dengan kondisi ekonomi domestik yang positif, Namun adanya data kenaikan gaji belum dapat mendorong inflasi dan kabar perdagangan menjadi pendorong penting sentimen di pertengahan tahun ini. US treasury (10yr) sempat diperdagangkan pada level 1.97% pada sesi Asia yang merupakan yield terendah semenjak November 2016.

baca juga: Mengapa Sikap dovish The Fed bawa Kurs Rupiah Menguat??

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup melemah 0,06 persen ke posisi 6.335,7 poin setelah dibuka menguat pada perdagangan pagi. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 ikut melemah 0,24 persen menjadi 1.009 poin. Indeks Nikkei menguat 128,99 poin (0,6 persen) ke 21.462,86, indeks Hang Seng menguat 348,29 poin (1,24 persen) ke 28.550,43 dan indeks Straits Times menguat 26,34 poin (0,8 persen) ke posisi 3.314,51.