Jumat, 12 Maret 2021

Sentimen Risk-On Mewarnai Pasar Keuangan Global, Kurs Rupiah Bisa Menguat

Bagaimana prediksi kurs Dollar Rupiah... apakah penguatan kurs US Dollar akan berlanjut lebih tinggi... mari kembali mencermati berita global terlebih dahulu, dari pasar saham global, Bursa Saham Asia, Eropa, dan Amerika ditutup di zona hijau pada sesi perdagangan hari Kamis 11 Maret kemarin. 

Dari pasar obligasi AS, Sentimen risk-on membawa Yield 10Yrs US Treasury sempat turun ke level 1.49%. Pun juga lelang US Treasury bertenor 30 tahun juga berhasil menyerap penuh hingga $24 Milyar, meskipun porsi Foreign Bid mengalami penurunan. Secara keseluruhan total Treasury Secretary telah menjual sebanyak $120 Billion pada pekan ini, untuk tenor obligasi 3 tahun, 10 tahun, dan 30 tahun.



Maka dari itu imbal hasil UST10Y mulai stabil di level 1.52% pasca lelang tenor 10 tahun dan 30 tahun pada rabu dan kamis kemarin, hal ini menunjukan minat investor yang membaik terhadap instrumen US Treasury. Safe-haven currency USD melemah terhadap G7 currencies dengan AUD sebagai best-performer, pagi ini USD indeks (DXY) berada pada level 91.42. 

Selain oleh kesuksesan lelang US Treasury, sentimen risk-on di pasar global dipicu oleh optimisme undang-undang stimulus $1.9 triliun yang sudah ditandatangani oleh Biden. Penyaluran bantuan tunai senilai $1,400 akan mulai disalurkan di bulan Maret ini. Katalis positif juga datang dari data US Jobless Claims yang tadi malam dirilis lebih baik dari ekspektasi (712k vs 725k). 

Presiden AS Joe Biden telah menandatangani rencana bantuan pandemi senilai $1,9 triliun menjadi undang-undang. Hal ini menjadi pencapaian legislatif bagi Biden. Bantuan tersebut akan diterima oleh puluhan juta individu, bisnis dan pemerintah negara bagian dan lokal. Biden menandatangani UU tersebut bersama Wakil Presiden Kamala Harris, satu hari lebih cepat dari yang dijadwalkan.

Dalam pidatonya, Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa dia meminta seluruh negara bagian untuk memastikan semua orang dewasa di AS memenuhi syarat untuk vaksinasi paling lambat pada1 Mei mendatang. Biden juga mengatakan jika Amerika berhasil mencapai tujuan vaksinasi secara menyeluruh, akan memungkinkan bagi masyarakat untuk berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil pada perayaan 4 Juli. Hal ini membuat optimisme di kalangan warga AS, dan tentunya geliat usaha akan lebih terdorong turut terjadi peningkatan

Sementara itu, Update dari benua Eropa, bank sentral Eropa telah mengadakan meeting terkait penentuan suku bunga atau yang lumrah disebut European Central Bank interest rate meeting decision, selain mempertahankan suku bunga di level 0% Presiden ECB, Christine Lagarde, mengatakan bahwa ECB akan meningkatkan program pembelian aset untuk menjaga agar yield tidak terlalu tinggi. ECB juga menaikan forecast inflasi Uni Eropa tahun ini dari 1% menjadi 1.5% dan outlook GDP dari 3.9% menjadi 4%. 


Lebih lanjut European Central Bank berjanji untuk meningkatkan pembelian Government Bonds dalam beberapa bulan mendatang dalam upaya menahan kenaikan yield obligasi yang mengancam menggagalkan pemulihan ekonomi kawasan Eropa. ECB Policy Makers juga berkomitmen untuk melakukan front load purchases, dengan mempertahankan ukuran keseluruhan dari program pembelian obligasi akibat pandemi sebesar €1.85 Triliun ($ 2.2 Triliun).

Sentiment positif dan penguatan pasar keuangan global kemarin, kemungkinan akan turut dirasakan oleh pasar domestik baik dari sisi obligasi, saham, maupun nilai tukar valas. Prediksi kurs Dollar Rupiah akan diperdagangkan di level 14250/14500 dengan kecenderungan penguatan kurs Rupiah secara terbatas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar