Jumat, 28 Mei 2021

Rasa Optimisme Bank Indonesia Terkait Pertumbuhan Ekonomi Bawa Rupiah Menguat

Optimisme pertumbuhan ekonomi di Indonesia menjadi angin segar untuk iklim usaha dan investasi domestik, Pernyataan resmi dari Bank Indonesia melalui Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II – 2021 tumbuh melesat hingga kisaran 7%, optimisme tersebut menyeruak karena beberapa sektor ekonomi yang sudah pulih yaitu Industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi.

Tentunya hal ini senada dengan perkiraan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Ibu Sri Mulyani yang mengatakan pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 berada di range 7.1 – 8.3%.

baca juga : Ketentuan Umum Structured Product bagi Perbankan Indonesia


Nilai tukar Rupiah pun mulai terdongkrak menguat terhadap mata uang major lainnya, terutama menguat terhadap US Dollar, pergerakan berada pada level 14275/14325 dengan kecenderungan menguat, hari ini prediksi kurs Dollar Rupiah akan diperdagangkan di level 14250/14350

Bagaimana kondisi pasar keuangan global, mari menilik pasar saham US, pada hari kemarin ditutup mixed dengan S&P500 menguat 0.12% dan Nasdaq melemah 0.01%. Hal ini dipengaruhi oleh sentiment positif atas rilisnya data Initial Jobless Claim yang menunjukkan level terendah sejak Maret 2020. Sementara itu, imbal hasil UST10Y naik dari level 1.587% ke level 1.611% pada pagi ini. Mata uang USD cenderung bergerak melemah terhadap mata uang G7 dimana indeks USD (DXY) berada pada level 90.037 atau turun dari level 90.085 pada pagi ini.



Sementara itu kurs valas EUR/USD berada pada level 1.2190 setelah terjadi fluktuasi semalam dan kurs valas GBP/USD menguat dari level 1.4120 ke level 1.4198 di pagi hari ini. Untuk mata uang di Kawasan Asia Pasifik juga mengalami sentiment positif seperti kurs valas USD/JPY yang menguat dari level 109.18 ke level 109.89. kurs valas AUD/USD mengalami sideways di level 0.7741 setelah fluktuasi yang cukup signifikan tadi malam.

Sementara berita Dari UK, Gertjan Vlieghe salah satu member Bank of England dan member dari Monetary Policy mengatakan bahwa Bank of England kemungkinan akan menaikkan suku bunga paling cepat di semester 1 tahun 2022, namun dengan catatan jika job market dapat rebound lebih cepat dari ekspektasi. Statement ini memberikan sentiment positif terhadap Poundsterling yang menguat terhadap USD dan Euro.

Dari US, data Initial Jobless Claims dirilisi pada angka 406K atau lebih rendah dari forecast yaitu sebesar 425K, hal ini disebabkan oleh perusahaan – perusahaan di US yang membutuhkan banyak tenaga kerja akibat demand yang cukup tinggi karena pembukaan kembali ekonomi yang cepat. Selain itu juga dirilis data GDP US Quartal dengan hasil menunjukkan 6.4% atau lebih rendah 0.1% dari forecast pada 6.5%.

US Treasury Secretary, Janet Yellen, mengatakan bahwa inflasi yang berada pada level diatas rata-rata kemungkinan akan berlangsung hingga akhir tahun sebelum perlahan kembali ke level normal. Lompatan inflasi ini memang hasil dari stimulus check rilisan pemerintah AS ke warga negara untuk membangkitkan ekonomi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar