Rabu, 14 Agustus 2019

Pemberlakuan Tarif Tambahan oleh AS kepada China Ditunda Sampai Desember, Pelaku Pasar Sambut Positif

Memanasnya perang tarif dagang antara Amerika Serikat dengan China sedikit mereda, membawa dampak bagus untuk Dolar Index (DXY) naik sebesar 0.4% ke level 97,570, mengapa sebabnya.... Amerika Serikat menyatakan akan menunda pemberlakuan penambahan tarif sebesar 10% terhadap beberapa barang impor China  yang semula akan diberlakukan pada 1 September mendatang menjadi 15 Desember 2019. Hal ini langsung di respon pelaku pasar sebagai hal yang positif

Selain itu, Amerika Serikat juga berencana akan menghapuskan tarif impor untuk beberapa barang untuk alasan kesehatan, keselamatan dan keamanan nasional.  Penguatan kurs valas US dollar juga didukung oleh data inflasi tahunan AS untuk bulan Juli yang dirilis naik di level 1.8% vs 1.7% dibandingkan ekspektasi market.

Sementara itu dari zona Eropa, kurs valas Euro melemah terhadap mata uang global lainnya karena ketidakpastian politik di partai-partai di Italia serta krisis anggaran yang masih berlanjut. kurs valas EUR/USD jatuh 0,2% menjadi 1,1184. sedangkan kurs valas GBP/USD naik tipis 0,1% menjadi 1,2079.

Lalu Dari Pasar Domestik, Spot kurs USD/IDR kemarin dibuka pada level 14,255/14,265, diperdagangkan dalam rentang  14,265-14,340, dan ditutup pada level 14,315/14,330. JISDOR berada pada level 14,283. 

Dari pasar obligasi dalam negeri, Harga Surat Utang Negara benchmark ditutup melemah 25 – 140 bps pada perdagangan hari ini dengan benchmark 10Yr (FR0078) ditutup pada level 7.59 %. Kemarin lelang SBN yang diadakan Kementrian Keuangan, Incoming bid relatif cukup kecil hanya sebesar IDR 26.51 Triliun dan dimenangkan IDR 15 Triliun. Lelang SBN kali ini merupakan salah satu lelang dengan incoming bid terkecil pada tahun 2019 akibat sentimen risk off yang cukup kuat pada beberapa hari terakhir akibat beberapa isu global dan tensi perang dagang. Sebagai informasi tambahan, kepemilikan asing pada periode 2 – 8 Agustus terjadi penurunan sebesar IDR 12 triliun yang berada pada level IDR 1,006.63 Triliun atau 38.74% dari total kepemilikan seluruh SBN di Indonesia

Update berita ekonomi dari emerging market Amerika Selatan, Risiko geopolitik di Argentina, yang mengejutkan pasar ketika President Incumbent Argentina Mauricio Macri, mendapatkan hasil voting yang kurang baik pada Primary Election yang memicu aksi jual pada Argentina peso dan melemah sebesar 25% dan saham Argentina melemah-30%. 

Selain itu, Brazil menghadapi kemungkinan resesi setelah Economy Activity Index Brazil yang merupakan cerminan GDP negara, jatuh 0.13% di kuartal dua 2019 ini dan data GDP Singapura pada kuartal II-2019 melemah 3.30% dan memotong outlook pertumbuhan ekonominya dari 1.00 – 1.50% ke 0.00 – 1.00%. Koreksi yang cukup dalam terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi

Sementara itu dari bursa saham dalam negeri, IHSG hari ini pun turut diperdagangkan melemah 0.63% ke level 6210.96. Nikkei Index ditutup melemah hingga 1.11%, diikuti oleh Hang Seng Index yang ditutup melemah hingga 2.10%. Aksi Risk-Off pelaku pasar terhadap kondisi Emerging Markets ditandai dengan Yield Benchmark US Treasury 10 Yrs, yang jatuh ke level terendah sejak 2016 menjadi 1,62% hingga sesi Eropa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar