Pages - Menu

Contact Us

Jumat, 31 Agustus 2018

Kurs US Dollar Menguat Tajam, Mata Uang Emerging Market Melemah


Info kurs valas hari ini USD/IDR pagi ini Jumat 31 Agustus  2018, dibuka pada level  14700/14775 dan diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran 14700-14825. Dari Pasar FX Global, USD diperdagangkan menguat terhadap major currencies lainnya pasca rilisnya data yang menunjukkan inflasi yang kembali memenuhi target The Fed, serta pengeluaran konsumen yang masih kokoh. Hal ini memperkuat kemungkinan Bank Sentral untuk melanjutkan kenaikan suku bunga secara gradual.

baca juga: Pemerintah kerja keras tarik devisa balik ke Indonesia

Sementara itu dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR kemarin dibuka pada level 14,650/14,660, diperdagangkan dalam rentang 14,650-14,692, dan ditutup pada level 14,685/14,695.  Penguatan USD ini disebabkan karena naiknya pertumbuhan ekonomi AS di kuartal II sebesar 4.20%, lebih baik dibandingkan dengan survei sebesar 4.00%. Naiknya pertumbuhan ekonomi AS memberikan sinyal positif bagi naiknya inflasi inti yang diperkirakan akan mencapai target 2.00%. Selain itu, pasar emerging juga kembali memanas akibat krisis yang mengancam Argentina. Kemarin, Peso Argentina diperdagangkan melemah 7.94% terhadap USD hingga mencapai level 33.96, tertinggi sepanjang sejarah.

baca juga: Kenaikan Fed Fund Rate sudah hampir pasti

Penutupan saham dan harga komoditas 30  Agustus 2018:
IHSG -0.76%
Dow Jones -0.53%
Nikkei +0.09%
Straits Times -0.56%
Gold $ 1199
Oil $ 68.98

Indikasi kurs Valuta Asing, 31 Agustus  2018, pukul 08.30 WIB:
USD/IDR: 14710/14775
EUR/IDR: 17170/17250
GBP/IDR: 19160/19250
JPY/IDR: 132.45/133.15
AUD/IDR: 10690/10745
SGD/IDR: 10650/10690
CNH/IDR: 2149/2166

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 14721/14790
2Weeks: 14731/14800
1Month: 14765/14839
2Months: 14825/14895
3Months: 14875/14960

Kurs tersebut merupakan indikasi dan dapat berubah sewaktu -waktu.

Senin, 27 Agustus 2018

Info kurs valas US Dollar rupiah, EUR Rupiah, GBP Rupiah, SGD Rupiah, AUD Rupiah, CNY Rupiah

Info kurs valas hari ini US Dollar rupiah, EUR Rupiah, GBP Rupiah, SGD Rupiah, AUD Rupiah, CNY Rupiah, USD/IDR pagi ini Senin, 27 Agustus  2018, dibuka pada level  14550/14610 dan diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran 14550-14650

Dari Pasar FX Global, USD diperdagangkan melemah tajam terhadap major currencies lainnya pada Jumat pekan lalu seiring dengan Presiden The Fed, Jerome Powell, yang menyatakan bahwa belum ada tanda yang jelas terkait meningkatnya risiko ekonomi yang overheat, memperkuat ekspektasi bahwa kenaikan suku bunga masih akan berlanjut secara gradual. Powell menggarisbawahi dua risiko yang akan dihadapi perekonomiannya, dimana jika kenaikan suku bunga terjadi sangat cepat, akan menahan pertumbuhan ekonominya, sementara bila terlalu lambat, dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi overheat. DXY turun 0.55% ke level 95.02

Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR kemarin dibuka pada level 14635/14645, diperdagangkan dalam rentang 14635-14665, dan ditutup pada level 14637/14647. 

Penutupan saham dan harga komoditas 24  Agustus 2018: 
IHSG -0.24% 
Dow Jones +0.52%
Nikkei +0.69%
Straits Times 0.00%
Gold $ 1206
Oil $ 68.65

Indikasi kurs Valuta Asing, 27 Agustus  2018, pukul 08.10 WIB:
USD/IDR: 14575/14615
EUR/IDR: 16950/17000
GBP/IDR: 18725/18790
JPY/IDR: 131.00/131.45
AUD/IDR: 10690/10730
SGD/IDR: 10680/10715
CNH/IDR: 2140/2155

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 14587/14629
2Weeks: 146024646
1Month: 14615/14658
2Months: 14633/14675
3Months: 14750/14800

Kurs tersebut merupakan indikasi dan dapat berubah sewaktu-waktu.

Jumat, 24 Agustus 2018

Probabilitas Kenaikan Fed Fund Rate 100%, Kurs USD Menguat


Info kurs valas hari ini USD/IDR pagi ini Jumat 24 Agustus  2018, dibuka pada level  14630/14680 dan diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran 14600-14700, Dari Pasar FX Global kemarin, USD kembali menguat terhadap major currencies lainnya, membalikan pelemahan pasca rilis data negatif sebelumnya.

Penguatan USD didorong oleh investor yang kembali terfokus pada perang dagang antara US dan China, serta ekspektasi akan kenaikan suku bunga The Fed lebih lanjut. Sebagai informasi, implied probability kenaikan Fed Fund Rate pada 26 September 2018 telah mencapai 100%. Dari Pasar Domestik,  Spot USD/IDR kemarin dibuka pada level 14,600/14,610, diperdagangkan dalam rentang 14,600-14,645, dan ditutup pada level 14,625/14,635

baca juga: Zona Eropa sedikit membaik, kurs EUR mulai menguat

Penutupan saham dan harga komoditas 23  Agustus 2018:
IHSG +0.65%
Dow Jones -0.30%
Nikkei +0.22%
Straits Times +1.56%
Gold $ 1185
Oil $ 67.87

Indikasi kurs Valuta Asing, 24 Agustus  2018, pukul 08.10 WIB:
USD/IDR: 14630/14670
EUR/IDR: 16895/16945
GBP/IDR: 18735/18805
JPY/IDR: 131.35/131.75
AUD/IDR: 10615/10650
SGD/IDR: 10650/10690
CNH/IDR: 2128/2145

baca juga: Perbankan di Eropa terdampak krisis ekonomi Turki

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 14644/14687
2Weeks: 14655/14699
1Month: 14688/14729
2Months: 14750/14795
3Months: 14810/14855

Kurs tersebut merupakan indikasi dan dapat berubah sewaktu -waktu.

Kamis, 23 Agustus 2018

Kurs US Dollar melemah terhadap major currencies, namun menguat terhadap Rupiah


Info kurs valas hari ini USD/IDR pagi ini  Kamis 23 Agustus 2018 , dibuka pada level 14590/14620 dan diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran 14550-14650, Dari Pasar FX Global, USD diperdagangkan melemah terhadap major currencies lainnya pada Rabu lalu seiring dengan data perumahan US yang dirilis melemah, dimana traders menanti rilisnya risalah rapat FOMC untuk mencari clue terkait kebijakan moneter The Fed ke depannya. DXY turun tipis 0.07% ke level 95.06. Data US Existing Home Sales dirilis turun 0.7% pada bulan Juli, berlawanan dengan ekspektasi ekonom yang memperkirakan kenaikan sebesar 0.6%.

Dari Pasar Domestik perdagangan kemarin, Spot USD/IDR diperdagangkan dalam rentang 14565-14590, dan JISDOR berada pada level 14568

baca juga: Pemerintah kerja keras tarik US dollar ke Indonesia

Penutupan saham dan harga komoditas 21 Agustus  2018:
IHSG +0.88%
Dow Jones -0.34%
Nikkei +0.09%
Straits Times -0.15%
Gold $ 1192.56
Oil $ 67.88

baca juga: BI menaikkan suku bunga acuan

Indikasi kurs Valuta Asing 23 Agustus 2018, pukul 08.25 WIB:
USD/IDR: 14595/14615
EUR/IDR: 16858/16925
GBP/IDR: 18787/18867
JPY/IDR: 131.53/132.12
AUD/IDR: 10661/10695
SGD/IDR: 10633/10682
CNH/IDR: 2114/2143

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 14606/14629
2Weeks: 14620/14643
1Month: 14651/14674
2Months: 14700/14740
3Months: 14760/14800

Kurs tersebut merupakan indikasi dan dapat berubah sewaktu -waktu.

Selasa, 21 Agustus 2018

Optimisme Membaiknya Ekonomi Zona Eropa Membawa EUR Menguat


Info kurs valas hari ini USD/IDR pagi ini Selasa 21 Agustus 2018 dibuka pada level  14555/14575 dan diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran 14500-14600. Dari Pasar FX Global kemarin,pada Sesi Amerika USD index melemah 0.14% ke level 95.86, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi di 96.31.

Pelemahan kurs USD index ini salah satunya dipengaruhi oleh penguatan EUR, seiring para investor optimis dengan kesehatan ekonomi Eurozone setelah proses bailout selama 8 tahun bagi Yunani mencapai tahap akhir pada Senin kemarin. EUR/USD menguat 0.19% ke level 1.1460. Namun di sisi lain, kekhawatiran masih dimiliki oleh pelaku pasar atas ekonomi Turki setelah pada Jumat lalu peringkat utang Turki diturunkan hingga menjadi level junk. Krisis Turki dapat semakin parah pada minggu ini, seiring rencana US untuk kembali menetapkan sanksi pada Rabu esok. GBP/USD menguat 0.25% ke level 1.2783. Di sisi lain USD/JPY melemah 0.17% ke level 110.32, turut memberikan tekanan terhadap USD.

Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR dibuka pada level 14525/14535 diperdagangkan dalam rentang 14525-14595 dan ditutup pada level 14585/14595. JISDOR berada pada level 14578

Penutupan saham dan harga komoditas 21 Agustus 2018:
IHSG +1.87%
Dow Jones +0.35%
Nikkei -0.64%
Straits Times -0.15%
Gold $ 1193
Oil $ 65.55

Indikasi kurs Valuta Asing, 21 Agustus 2018, pukul 08.55 WIB:
USD/IDR: 14565/14585
EUR/IDR: 16755/16805
GBP/IDR: 18655/18715
JPY/IDR: 133,35/133,75
AUD/IDR: 10690/10725
SGD/IDR: 10635/10675
CNH/IDR: 2126/2143

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 14582/14598
2Weeks: 14595/14613
1Month: 14630/14650
2Months: 14685/14710
3Months: 14735/14765

Kurs tersebut merupakan indikasi dan dapat berubah sewaktu -waktu.

Senin, 20 Agustus 2018

Kurs Rupiah sedikit menguat, Ancaman krisis ekonomi Turki masih membayangi


Rupiah sedikit menguat imbas dari koreksi terbatas US dollar terhadap mata uang utama lainnya, hari ini diperdagangkan di level 14550/14620, Dari Pasar FX Global, USD diperdagangkan melemah pada Jumat lalu di saat investor menunggu  hasil pembicaraan mengenai kelanjutan isu perdagangan antara Cina dan Amerika. Dari data ekonomi, US University of Michigan Consumer Sentiment Index dirilis lebih buruk 95.3 dibanding periode sebelumnya 97.9.

baca juga: Perbankan Eropa terdampak krisis Turki

Kurs US Dollar indeks (DXY) berada pada level 96.11, turun 0.56% dari hari sebelumnya. Lira Turki masih diperdagangkan melemah 8.5% terhadap USD, ke level 6.3 per USD, sedikit pulih dari level terendah 7.3 pada awal minggu lalu. Pelemahan Lira mendorong pelemahan mata uang emerging market lainnya terhadap USD, yang membuat pelaku pasar berjaga-jaga dan beralih pada mata uang safe haven.

baca juga: Pertumbuhan ekonomi zona Eropa melambat

Krisis Turki-Amerika membuat investor berekspektasi bahwa hal tersebut dapat menutup ekspektasi bahwa pertemuan US-Cina dapat meredakan kekhawatiran mengenai perang dagang. Euro diperdagangkan sedikit menguat ke level 1.1435, naik 0.55% dari level terendah 13 bulan awal minggu ini.


Kamis, 16 Agustus 2018

Bank of Japan buka peluang menaikkan suku bunga acuan untuk tenor Jangka Panjang

Bank of Japan buka peluang menaikkan suku bunga acuan untuk tenor Jangka Panjang

Kondisi saat ini Jepang dilanda deflasi yang berkepanjangan, Mencermati pasar bonds dan kondisi suku bunga acuan di pasar global, Bank of Japan nampaknya sudah bisa memberikan toleransi suku bunga jangka panjang untuk sedikit merayap naik menjadi sekitar 0,4 persen, hal ini sudah mulai diperkenalkan bulan lalu, untuk secara perlahan diam-diam menyiapkan kondisi suku bunga naik, Ini disampaikan oleh mantan eksekutif bank sentral Hideo Hayakawa dilansir dari Reuters

baca juga : Cara ekstrem mengurangi tingkat deflasi di Jepang

Bank sentral Jepang bulan lalu tetap mempertahankan target yield dari suku bunga, tetapi juga memberikan sinyal terbuka kemungkinan suku bunga jangka panjang untuk bergerak lebih fleksibel, dalam hal ini bisa naik dan turun tidak jauh di sekitar target nol persen

Pada kesempatan lain, Gubernur Bank sentral Jepang Haruhiko Kuroda mengatakan, suku bunga dalam tenor jangka panjang sekarang akan terbuka dan diizinkan untuk bergerak dua kali lipat dari kisaran yang sebelumnya.

Sementara itu pelaku pasar bonds menafsirkan hal ini sebagai pernyataan  resmi bahwa sinyal Bank sentral Jepang akan mentolerir kenaikan yield obligasi tenor 10 tahun menjadi sekitar 0,2 persen, namun mereka tetap ragu bisa berapa banyak yield yang akan ditolerir oleh Bank sentral Jepang secara nyata terjadi untuk naik melampaui target tersebut.

baca juga: Suku bunga negatif di Jepang

Hayakawa menambahkan bahwa Bank sentral Jepang kemungkinan tidak melihat 0,2 persen sebagai target yang harus dicapai, mereka mentolerir yield naik menjadi sekitar 0,4 persen, ini dilakukan tanpa secara eksplisit menaikkan target yield menjadi 0.4 persen

Beberapa analisa yang mengemuka atau bisa dikatakan panduan baru tentang cara pandang untuk monitor pergerakan yield yang dilakukan Bank of Japan bulan lalu, juga untuk membuat kerangka kebijakan lebih berkelanjutan, inflasi yang tak kunjung datang memaksa bank untuk mempertahankan kebijakan ultra-easy, meskipun pastinya muncul beberapa dampak negatif pada sistem perbankan Jepang, akibat dari pelonggaran pemberian kredit bunga murah dengan tenor panjang

baca juga : Deflasi di Jepang tak kunjung reda, inilah penyebabnya...

Baru-baru ini Bank of Japan merilis proyeksi triwulanan yang menunjukkan kecilnya peluang memenuhi target inflasi 2%, setidaknya sampai Maret 2021.

sumber : reuters

BI menaikkan suku bunga acuan jadi 5.50%, Rupiah mulai membaik


Kurs US Dollar Rupiah sedikit agak turun tekanannya, Rupiah mulai membaik seiring sentimen positif terjadi pasca BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps ke level 5.50%, dengan suku bunga Lending Facility sebesar 6.25% dan Deposit Facility sebesar 4.75%.

baca juga: BI menyiapkan rencana antisipasi krisis ekonomi Turki

Terkesan penuh tekanan dalam memutuskan kenaikan bunga acuan, Keputusan ini dilakukan guna mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik dan mengendalikan deifist transaksi berjalan dalam batas yang aman. BI juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5.00 – 5.40% tahun ini, lebih kecil dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya 5.15 – 5.50%.

baca juga: Pemerintah kerja keras tarik US dollar ke Indonesia kembali

Namun perlu diperhatikan juga data neraca perdagangan, rilis resmi dari BPS mencatat neraca perdagangan Juli 2018 kembali mencatat defisit sebesar USD 2.03 Miliar, dengan nilai impor mengalami kenaikan sebesar 31.56% YoY dan ekspor naik 19.33% YoY. Kenaikan kebutuhan dan harga migas menjadi penyebab defisit hingga USD 6.65 Miliar bulan ini. Defisit perdagangan ini merupakan defisit kelima yang terjadi pada tahun ini.

Perbankan Eropa Terdampak Krisis Turki, Kurs EUR melemah


Ekonomi zona eropa masih belum membaik sepenuhnya, Kurs EUR masih melemah sampai saat ini, belum menunjukkan akan rebound naik, Dari Pasar FX Global, pada sesi eropa, kurs Euro diperdagangkan melemah seiring kekhawatiran depresiasi lira yang belum usai. Penurunan mata uang Turki hingga 40 % terhadap dollar AS sejak awal tahun ikut menekan Kurs EUR dikarenakan eksposur bank-bank Eropa yang cukup besar ke perekonomian Turki yang memiliki saham mayoritas di bank-bank lokal Turki. Pasangan mata uang ini berada di level terendanya yitu di 1.1317, atau melemah 0.22% dari penutupan hari selasa.Turki juga mengumumkan rencana penerapan tarif impor pada produk-produk asal AS antara lain mobil, minuman dan tambakau, dengan kisaran 60% hingga 140%.

baca juga: Pertumbuhan ekonomi zona Eropa masih melambat

Dari sesi Amerika, Kurs US dollar terus menguat dan semakin menjadi aset safe haven seiring dengan outlook penguatan dollar AS dari kebijakan moneter The Fed dan outlook solidnya perekonomian AS.

baca juga: Beban hutang valas Turki sangat tinggi

Probabilitas kenaikan suku bunga The Fed semakin meningkat dan akan terjadi pada September mendatang.USD mencapai level tertinggi selama 13 bulan terakhir terhadap mayoritas mata uang pada hari Rabu karena permintaan safe haven yang berakar pada kekhawatiran atas kejatuhan dari penurunan terbaru lira Turki mendorong investor memborong mata uang AS.

Info Kurs Valas Hari ini, Kurs US Dollar Rupiah diperkirakan bergerak antara 14580-14680

Info Kurs Valas Hari ini, Kurs US Dollar Rupiah diperkirakan bergerak antara 14580-14680

Info kurs valas hari ini US Dollar Rupiah dibuka di level 14600/14630, Kilas balik sebentar, Dari Pasar Domestik perdagangan kemarin, Spot Kurs USD/IDR diperdagangkan dalam rentang 14575-14650, dan JISDOR berada pada level 14621

Penutupan saham dan harga komoditas 15 Agustus  2018:
IHSG +0.81%
Dow Jones +0.84%
Nikkei -0.68%
Straits Times -0.70%
Gold $ 1165
Oil $ 64.55

baca juga: Kurs US Dollar masih menguat terhadap Rupiah

Indikasi kurs Valuta Asing 16 Agustus 2018, pukul 08.15 WIB:
USD/IDR: 14595/14625
EUR/IDR: 16530/16610
GBP/IDR: 18503/18596
JPY/IDR: 131.91/132.57
AUD/IDR: 10542/10585
SGD/IDR: 10546/10622
CNH/IDR: 2106/2128

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 14607/14639
2Weeks: 14621/14653
1Month: 14651/14684
2Months: 14713/14746
3Months: 14765/14805

Rabu, 15 Agustus 2018

Kurs US Dollar Rupiah Masih Perkasa Imbas Krisis Ekonomi Turki


Info kurs valas USD/IDR pagi ini Rabu, 15 Agustus 2018 dibuka pada level 14580/14630 dan diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran 14575-14675, Dari Pasar FX Global, pada Sesi Amerika USD diperdagangkan menguat ke level tertinggi 13 bulan terakhir terhadap mata uang utama lain, terkait meningkatnya investasi pelaku pasar pada mata uang safe haven untuk menghindari risiko krisis dari Lira Turki.

baca juga: Krisis Turki mulai menyebar ke negara berkembang

Meskipun Lira pulih dari pelemahan, terkait pernyataan Menteri Keuangan Turki bahwa mereka akan menjaga Lira dari pelemahan lebih lanjut, kekhawatiran terhadap eksposur perbankan Eropa terhadap Lira membuat Kurs EUR melemah tajam terhadap USD. Pelaku pasar masih khawatir dengan kebijakan Presiden Turki, Erdogan, untuk menjaga suku bunga suku bunga di level rendah, dan meningkatnya ketegangan antara Amerika dan Turki mengenai tarif impor. Indeks Dolar DXY menyentuh level 96.79, tertinggi sejak Juni 2017.

baca juga: Harga saham masih akan terkoreksi imbas krisis Turki

Dari daratan Inggris Kurs GBP masih melanjutkan pelemahan terhadap USD terkait data rilis upah yang lebih rendah dibandingkan ekspektasi pelaku pasar, rilis 2.4% vs sebelumnya 2.5%, menutup data UK Unemployment Rate yang dirilis cukup baik, rilis 6.2k vs sebelumnya 7.8k. GBP diperdagangkan ke level 1.2705 terhadap USD, terendah sejak Juni 2017. Bank of England telah menyatakan ingin melihat kenaikan pertumbuhan upah di Inggris, sebelum mempercepat pengetatan moneternya.

Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR dibuka pada level 14,595/14,610, diperdagangkan dalam rentang 14,580-14,645, dan ditutup pada level 14,575/14,585. JISDOR berada pada level 14,625.

Penutupan saham dan harga komoditas 14 Agustus 2018:
IHSG -1,56%
Dow Jones +0.44%
Nikkei -0,35%
Straits Times -0,33%
Gold $ 561
Oil $ 66.69

Indikasi kurs Valuta Asing, 15 Agustus 2018, pukul 08.35 WIB:
USD/IDR: 14595/14630
EUR/IDR: 16540/16600
GBP/IDR: 18540/18605
JPY/IDR: 130.90/131.35
AUD/IDR: 10535/10575
SGD/IDR: 10580/10625
CNH/IDR: 2110/2130

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 14623/14635
2Weeks: 14636/14650
1Month: 14667/14680
2Months: 14727/14742
3Months: 14780/14800

Kurs tersebut merupakan indikasi dan dapat berubah sewaktu -waktu.

BI Menyiapkan Langkah Antisipasi Efek Krisis Moneter Turki


Langkah antisipasi efek domino dari krisis moneter Turki sedang dilakukan oleh Bank Indonesia, dengan mekanisme suku bunga, Mayoritas survey yaitu Dua puluh satu dari dua puluh delapan ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate pada level 5.25%, sementara sisanya memprediksi bahwa BI akan menaikkan suku bunga acuan ke level 5.50%. kurs US dollar Rupiah ditutup pada level 14,575/14,585. JISDOR berada pada level 14,625

baca juga: Krisis moneter Turki: Beban hutang valas sangat tinggi

Memang dari pengamat ekonomi menilai bahwa kondisi global yang tidak stabil dan pelebaran cadangan devisa menyebabkan BI harus mempercepat kenaikan suku bunga. Presiden Joko Widodo mengadakan rapat kabinet terbatas pada Selasa kemarin, dan menyatakan bahwa penguatan cadangan devisa sangat penting di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, serta meminta untuk menjaga  stabilitas Kurs US Dollar Rupiah dalam nilai wajar, inflasi tetap rendah, dan defisit neraca perdagangan yang aman.

baca juga: Pemerintah kerja keras tarik US dollar kembali ke Indonesia

Harga SUN benchmark ditutup melemah 10 – 50 bps kemarin. Yield benchmark 10Yr sempat diperdagangkan ke level 8.07% sebelum kembali ditutup pada level 7.99% pasca pengumuman hasil lelang. Pada lelang yang diadakan oleh Kementrian Keuangan kemarin, dari incoming bid sebesar IDR 34.38 Triliun, total yang dimenangkan adalah IDR 16.50 Triliun.

Selasa, 14 Agustus 2018

Pertumbuhan Ekonomi Turki Cukup Tinggi, Tapi Beban Hutang Valas Sangat Tinggi


Pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dan terbilang tinggi dibanding negara sekelasnya tidak membuat Turki terbebas dari ancaman krisis moneter, lalu mengapa hal itu bisa terjadi, Presiden Turki yang baru terpilih kembali, membuat kebijakan yang kurang hati-hati, benar memang pertumbuhan ekonomi cukup masif dan cepat meningkatnya sebesar 7.4%, namun dibalik itu semua percepatan ekonomi Turki selama ini dibarengi dengan hutang luar negeri (dalam mata uang US Dollar) yang cukup besar dan kurang terukur

baca juga : Krisis Moneter Turki dan Ancaman Inflasi

Banyak korporasi besar di Turki yang memiliki portfolio hutang dalam bentuk valas US Dollar, sedangkan pemasukan mereka dalam mata uang lokal yaitu Lira, begitu mata uang US Dollar menguat karena rencana the Fed menaikkan suku bunga acuan, sudah jelas kurs Lira Turki melemah, sudah dipastikan beban hutang korporasi-korporasi tersebut membengkak, HANYA karena selisih kurs

baca juga: Krisis moneter Turki, US dollar dan safe haven currency lainnya menguat tajam

Begitu Presiden Erdogan terpiliih kembali, akses kredit dibuka selebar-lebarnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Turki, Bank sentral Turki sudah mulai ancang-ancang untuk meredakan pertumbuhan ekonomi yang terlalu cepat ini dengan menaikkan suku bunga dan menekan inflasi, namun Erdogan menilai lain, bahwa inflasi tinggi karena suku bunga tinggi, intervensi terlalu dalam terhadap bank sentral dinilai negatif bagi investor dan pelaku pasar, hal ini mendorong pelemahan kurs Turki Lira terjun bebas tanpa parasut

baca juga: India ancang-ancang untuk Antisipasi Currency War

Hal ini diperparah dengan kondisi Amerika yang mulai agresif menerapkan deliberalisasi perdagangan internasional mereka, melalui kebijakan penuh kontroversi oleh presiden Trump, rencana kenaikan suku bunga The Fed dan harga minyak yang semakin tinggi

Penguatan Kurs US Dollar dan Mata Uang Safe Haven Lainnya Mulai Mereda



Penguatan kurs US Dollar terhadap Lira Turki mulai terkoreksi, setelah empat hari berturut-turut naik sangat tinggi akibat sentimen negatif terhadap krisis ekonomi Turki, saat ini mengalami rebound, kembalinya kurs Lira Turki menguat kembali terhadap US dollar mulai diyakini beberapa pelaku pasar sebagai hal yang baik, berharap bahwa setiap kejatuhan ekonomi atau buruknya kelola sistem keuangan di negara tersebut, dan dampak negatif atau sentimen negatif ke pasar forex negara berkembang atau mata uang lainnya akan berlangsung terbatas, Berharap tidak sampai melebar secara domino ke pasar forex negara berkembang

Perisitiwa kuatnya US dollar akhir-akhir ini jika ditelusuri lebih dalam pada dasarnya sejak Kamis, US Dollar diperdagangkan lebih rendah, seperti Yen Jepang; kondisi saat ini turbulensi pasar valas dan para pelaku pasar terhadap permintaan safe haven currency sudah mulai mereda

Namun perlu diketahui bahwa baru-baru ini Presiden Turki Recep Erdogan telah berjanji untuk membalas perlakuan Amerika Serikat terhadap Turki dengan memboikot impor barang elektronik asal Amerika Serikat sampai batas waktu yang tidak ditentukan, perpecahan diplomatik antara Amerika Serikat dan Turki belum sepenuhnya reda, mungkin akan lebih memanas lagi

China Beralih Fokus ke Peningkatan Permintaan Domestik


Perang dagang China lawan Amerika Serikat masih berlangsung, dan Amerika Serikat terus-menerus menambah tekanan, China perlahan-lahan telah mengalihkan fokus pertumbuhan ekonomi dengan action plan peningkatan pertumbuhan pasar industri dalam negeri, dengan menumbuhkan permintaan pasar domestik, Pemerintah China mengambil pendekatan yang lebih terukur untuk antisipasi tingginya risiko keuangan dan utang korporasi yang disebabkan tingginya biaya pinjaman, dan secara langsung memicu peningkatan jumlah kredit macet korporasi industri manufaktur

baca juga: China memberlakukan tarif mahal pada barang dan jasa asal Amerika Serikat

Pemerintah China telah berjanji untuk meningkatkan belanja dalam negeri di industri kereta api dan pembangunan jalan, dengan kata lain, lebih mementingkan belanja di pasar domestik ketika ekonomi sedang melambat

Sementara itu bank sentral China terus memompa lebih banyak uang beredar ke dalam sistem keuangan dan mendesak bank komersial di China untuk menawarkan lebih banyak lagi nilai pinjaman dengan biaya (bunga) lebih murah untuk nasabah atau perusahaan dalam skala kecil

baca juga: Bank sentral China menerapkan giro wajib minimum perbankan 20%

Data terbaru pinjaman dalam mata uang yuan melampaui ekspektasi pada bulan Juli, hal ini merupakan hal baik dalam upaya peningkatan ekonomi domestik China

"Harus diakui, belanja infrastruktur mungkin akan segera membaik dan meningkat karena posisi fiskal yang lebih longgar, dan pelonggaran moneter pada akhirnya akan mendorong perubahan dalam hal ini peningkatan pertumbuhan kredit dalam negeri," Julian Evans-Pritchard, ekonom senior China di Capital Economics, dilansir dari Reuters


baca juga: Trade War Amerika Serikat vs China

Dengan dikuranginya proyeksi pertumbuhan ekonomi China sedikit lebih rendah, Capital Economics memperkirakan bank sentral China akan segera memangkas suku bunga pinjaman resminya untuk pertama kalinya sejak 2015

Harga Saham di Bursa Global Turun Akibat Krisis Moneter Turki


Imbas krisis moneter di Turki berdampak ke sektor saham di Indonesia, sejak kemarin masih terpuruk, US Dollar Rupiah saat ini di posisi 14610/14630, dengan kecenderungan bergerak naik, Kira-kira sebab utama nya apa nih...

Di sektor saham melemah karena seiring dengan pelemahan yang terjadi pada bursa global. pemicu awal karena perseturuan Amerika Serikat dengan Turki, akibat adanya penerapan kenaikan tarif baja dan aluminium dari AS serta belum adanya langkah dari pemerintah Turki yang mampu mendorong kestabilan mata uangnya yang mengalami pelemahan signifikan. Hal ini memicu kekhawatiran sejumlah negara terutama Eropa dan Asia.

baca juga: Pemerintah kerja keras tarik modal asing masuk Indonesia kembali

Pada pembukaan perdagangan saham, IHSG melemah 13,326 poin (0,23%) ke 5.847,920. Indeks LQ45 turun 2,953 poin (0,32%) ke 920,273. dilansir dari detikfinance

sumber: detik finance

Rupiah Masih Melemah Terhadap US Dollar Efek Domino Krisis Moneter Turki



Info kurs valas hari ini USD/IDR pagi ini Selasa 14 Agustus 2018 dibuka pada level  14590/14600 dan diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran 14550-14675, Dari Pasar FX Global kemarin, pada Sesi Amerika USD index ditutup menguat 0.08%. Penguatan terbatas USD index ini terjadi seiring recovery EUR setelah sebelumnya menyentuh level terendah dalam 13 bulan terakhir, imbas dari Krisis Turki. Usaha Bank Sentral Turki untuk meredam krisis salah satunya dengan memangkas ketentuan pencadangan Lira dan Mata Uang Asing oleh Bank di Turki untuk memberikan supply likuiditas sebanyak yang diperlukan, masih belum berefek banyak. EUR terhadap USD pagi ini berada pada level 1.1406.

baca juga : Penyebab utama krisis moneter di Turki

Penguatan terbatas USD juga dipengaruhi olwh meningkatnya permintaan safe haven currency dimana USD terhadap JPY melemah 0.16% ke level 110.63 dan USD terhadap CHF melemah 0.12% ke level 0.9940.

Di sisi lain, GBP terhadap USD melemah 0.16% ke level 1.2750 dimana investor masih diliputi kekhawatiran akan kelanjutan proses Brexit, dimana direncanakan pembahasan Brexit akan dilanjutkan pada minggu ini setelah jeda musim panas.

baca juga : Bank of England menaikkan suku bunga acuan

Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR dibuka pada level 14500/14520 diperdagangkan dalam rentang 14500-14630 dan ditutup pada level 14590/14600. JISDOR berada pada level 14595

Penutupan saham dan harga komoditas  13 Agustus 2018:
IHSG -3.55%
Dow Jones -0.50%
Nikkei +1.24%
Straits Times -1.20%
Gold $ 1193
Oil $ 67.43

baca juga: Ketidakpastian masa depan Brexit

Indikasi kurs Valuta Asing, 14 Agustus 2018, pukul 08.15 WIB:
USD/IDR: 14585/14620
EUR/IDR: 16625/16690
GBP/IDR: 18605/18675
JPY/IDR: 131,60/132,05
AUD/IDR: 10600/10645
SGD/IDR: 10595/10645
CNH/IDR: 2110/2125

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 14607/14642
2Weeks: 14617/14655
1Month: 14647/14685
2Months: 14705/14755
3Months: 14765/14810

Kurs tersebut merupakan indikasi dan dapat berubah sewaktu -waktu.

Senin, 13 Agustus 2018

Krisis Moneter Turki: Hutang Perusahaan dalam Valas, Jatuhnya Lira, dan Ancaman Inflasi


Turki dilanda krisis moneter, baru mulai dampaknya ke market global, mata uang Turki Lira sedikit menguat hanya sebentar, ketika Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak mengatakan negara telah menyusun rencana untuk meredakan kekhawatiran investor, saat ini sedang membatasi transaksi swap. Namun US dolar masih naik terus hampir 10 persen pada hari yang sama di 6,9993 lira. padahal bulan lalu rata-rata masih berada di level 4,8450.

Mata uang Lira jatuh sangat dalam akibat merebaknya kekhawatiran market dan investor atas kebijakan Presiden Turki Tayyip Erdogan yang melakukan intervensi berlebihan atas ekonomi Turki dan memburuknya hubungan ekonomi dengan Amerika Serikat.

baca juga : Krisis Moneter di Turki

"Sebenarnya jatuh nya mata uang Lira dimulai pada bulan Mei, sekarang terlihat lebih jelas lagi, jatuh nya mata uang Lira mendorong ekonomi Turki ke dalam kondisi resesi dan mungkin memicu krisis perbankan dalam waktu dekat," kata Andrew Kenningham, kepala ekonom global di Capital Economics dilansir dari Reuters

Kenningham mencatat bahwa produk domestik bruto tahunan Turki sekitar $ 900 miliar hanya 1 persen dari ekonomi global dan sedikit lebih kecil dari Belanda.

baca juga : Currency war sedang dimulai

Untuk ukuran pasar saham, market saham di Turki kurang dari 2 persen dari ukuran pasar saham di Inggris, dan hanya 20 persen dipegang oleh investor asing, tambahnya.

“Kondisi saat ini cukup mengkhawatirkan, kombinasi antara tingginya posisi utang perusahaan Turki dalam mata uang asing, sedangkan mata uang Lira yang jatuh sangat cepat - dan disertai ancaman  tingginya angka inflasi menambah daftar buruknya ekonomi Turki saat ini”


Krisis Turki Merebak, Safe Haven Currency US Dollar, CHF dan JPY Menguat Tajam


Info kurs valas hari ini USD/IDR pagi ini Senin, 13 Agustus 2018, dibuka pada level  14485/14535 dan diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran 14500-14650 Dari Pasar FX Global Jumat pekan lalu, EUR menyentuh level terendah satu tahun terakhir terhadap USD, dipengaruhi oleh Lira Turki yang kembali melanjutkan pelemahan dan membuat investor beralih pada mata uang safe haven, termasuk USD, CHF, dan JPY. Mata uang Lira sudah melemah lebih dari 40% dalam satu tahun terakhir terkait kekhawatiran meningkatnya kontrol, ekonomi oleh  Presiden Erdogan, dan terus memburuknya hubungan Turki-Amerika.


baca juga : Perbedaan trader fundamentalis dan teknikal

USD diperdagangkan menguat terhadap major currencies lainnya, dengan Presiden Trump mengautorisasi penambahan tarif produk baja dan alumunium Turki menjadi 50% dan 20% masing-masing.

baca juga: Ketentuan umum structured product

Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR dibuka pada level 14430/14440, diperdagangkan dalam rentang 14435-14480, dan ditutup pada level 14470/14480.

Penutupan saham dan harga komoditas 10 Agustus 2018:
IHSG +0,20%
Dow Jones -0,77%
Nikkei -1,10%
Straits Times -0.89%
Gold $ 1216
Oil $ 67,71

Indikasi kurs Valuta Asing, 13 Agustus 2018, pukul 08.20 WIB:
USD/IDR: 14525/14570
EUR/IDR: 16515/16580
GBP/IDR: 18510/18585
JPY/IDR: 131.40/131.95
AUD/IDR: 10565/10600
SGD/IDR: 10555/10595
CNH/IDR: 2110/2122

baca juga: Pertumbuhan Zona Eropa melambat, EUR susah naik

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 14537/14585
2Weeks: 14549/14598
1Month: 14579/14625
2Months: 14639/14690
3Months: 14695/14750

Sabtu, 11 Agustus 2018

Manajemen Risiko Structured Product bagi Perbankan

Manajemen Risiko Structured Product bagi Perbankan
Dalam melakukan kegiatan atau bertransaksi Structured Product, Manajemen risiko wajib diterapkan dan dipatuhi secara serius dan detail, Bank wajib menerapkan manajemen risiko secara efektif paling sedikit mencakup:

a. pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris;
b. kecukupan kebijakan dan prosedur;
c. kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko; dan
d. sistem pengendalian intern.

Direksi dan Dewan Komisaris bank wajib secara aktif mengawasi, lingkup pengawasan Direksi cakupannya antara lain, menetapkan rencana Bank untuk Kegiatan Structured Product; menetapkan kebijakan dan prosedur Bank untuk Kegiatan Structured Product; dan memantau dan mengevaluasi Kegiatan Structured Product.

baca juga : Ketentuan umum Structured Product di Indonesia

Sedangkan Dewan Komisaris, lingkup pengawasan paling sedikit setidaknya meliputi persetujuan Dewan Komisaris atas rencana Bank untuk Kegiatan Structured Product; dan evaluasi pelaksanaan rencana Bank terkait Kegiatan Structured Product.

Lalu bagaimana detail penjelasan Kecukupan Kebijakan dan Prosedur yang dimaksud itu, nah ini kami jelaskan sate per sate eh maksudnya satu per satu:

1. Bank wajib memiliki dan mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang komprehensif dan efektif untuk Kegiatan Structured Product.

baca juga : Bank sentral China menetapkan giro wajib minimum perbankan sebesar 20%

2. Kebijakan dan prosedur paling sedikit mencakup:

a. kebijakan penilaian tingkat risiko Structured Product (Structured Product risk level assessment);
b. kebijakan penilaian profil risiko Nasabah;
c. kebijakan kesesuaian tingkat risiko Structured Product (Structured Product risk level assessment) dengan profil risiko Nasabah;
d. kebijakan sumber daya manusia untuk Kegiatan Structured Product;
e. kebijakan struktur insentif pegawai untuk Kegiatan Structured Product;
f. prosedur pelaksanaan Kegiatan Structured Product yang mencakup:

  • 1. Pengembangan Structured Product yang mencakup:

          a) studi kelayakan;
          b) pengembangan fitur produk;
          c) analisis risiko;
          d) analisis aspek hukum;
          e) metode penilaian (valuation)
          f) metode pencatatan; dan
          g) metode uji coba;

  • 2. pemasaran dan penawaran Structured Product; dan
  • 3. pelaksanaan transaksi Structured Product yang mencakup:

          a) inisiasi transaksi;
          b) eksekusi transaksi;
          c) penyelesaian transaksi (transaction settlement); dan
          d) penghentian transaksi Structured Product sebelum jatuh tempo (early termination);

g. prosedur penyelesaian sengketa dari Kegiatan Structured Product; dan
h. prosedur untuk melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian risiko, dan sistem informasi untuk Kegiatan Structured Product.

baca juga: Aturan Structured Product bagi perbankan

Dalam menetapkan penilaian profil risiko Nasabah, Bank wajib melakukan penilaian paling sedikit terhadap:
a. tujuan Nasabah;
b. profil keuangan Nasabah, yang meliputi:
  1. karakteristik usaha;
  2. sumber dana (source of funds) dan karakteristik dari sumber dana yang dimiliki;
  3. aset atau kekayaan yang dimiliki;
  4. modal yang dimiliki; dan
  5. komitmen atau kewajiban keuangan Nasabah baik kepada Bank maupun kepada pihak selain Bank;
c. pemahaman dan pengalaman Nasabah dalam melakukan kegiatan Structured Product, yang meliputi:
  1. pengetahuan Nasabah mengenai Structured Product;
  2. jenis Structured Product yang pernah atau sedang digunakan Nasabah;
  3. karakteristik Structured Product yang pernah atau sedang digunakan Nasabah sebagaimana dimaksud pada angka 2;
  4. volume dari Structured Product yang pernah atau sedang digunakan Nasabah sebagaimana dimaksud pada angka 2;
  5. frekuensi penggunaan Structured Product oleh Nasabah; dan
  6. jangka waktu dari Structured Product yang pernah atau sedang digunakan Nasabah

Berikutnya yang lebih penting lagi yaitu Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, Pengendalian, dan Sistem Informasi Manajemen Risiko di bank,  Pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko wajib didukung oleh sistem informasi manajemen yang tepat waktu, informatif, dan akurat.

Bank wajib memiliki sistem pengendalian intern yang efektif, Pelaksanaan sistem pengendalian intern yang efektif sebagaimana dimaksud dibuktikan dengan:

a. adanya batasan wewenang dan tanggung jawab satuan kerja untuk Kegiatan Structured Product; dan
b. dilakukannya pemeriksaan oleh satuan kerja audit intern.

Nah kira-kira itu penjelasan detailnya, tapi masih ada lagi kelanjutannya lho, to be continued

sumber : Otoritas Jasa Keuangan






Ketentuan Umum Structured Product bagi Perbankan di Indonesia

Ketentuan Umum Structured Product bagi Perbankan di Indonesia

Transaksi keuangan di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, inovasi terhadap instrumen keuangan telah mengalami perkembangan yang cepat seiring perkembangan ekonomi global, ya mungkin bagian dari bentuk adaptasi perkembangan mekanisme ekonomi global yang berjalan saat ini

Tentunya bahwa perkembangan inovasi tersebut telah memfasilitasi bertumbuhnya berbagai bentuk maupun struktur instrumen keuangan termasuk yang memiliki kompleksitas tinggi, terutama instrumen keuangan dalam bentuk structured product, dalam hal ini terkait hubungan perbankan dengan nasabah, perlu diperhatikan ada hal penting bahwa tingginya kompleksitas instrumen keuangan dapat berakibat pada meningkatnya risiko yang dihadapi bank

Sudah pasti bahwa peningkatan risiko tersebut mengharuskan dilakukannya penyesuaian yang memadai terhadap prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang diterapkan setiap perbankan dalam menjalankan operasional terhadap transaksi structured product, dan harus pula diimbangi dengan peningkatan kualitas transparansi informasi kepada nasabah


Lalu apa itu Structured Product, baik mari kami jelaskan pelan-pelan sesuai dengan pengertian menurut OJK, Structured Product adalah produk Bank yang merupakan penggabungan antara 2 (dua) atau lebih instrumen keuangan berupa instrumen keuangan non derivatif dengan derivatif atau derivatif dengan derivatif, dan paling sedikit memiliki karakteristik antara lain: 

a. nilai atau arus kas yang timbul dari produk dikaitkan dengan satu atau kombinasi variabel dasar seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi, dan/atau ekuitas; dan

b. pola perubahan atas nilai atau arus kas produk bersifat tidak reguler apabila dibandingkan dengan pola perubahan variabel dasar sebagaimana dimaksud pada huruf a, sehingga mengakibatkan perubahan nilai atau arus kas tidak mencerminkan keseluruhan perubahan pola dari variabel dasar secara linear (asymmetric payoff), yang antara lain ditandai dengan keberadaan:
1) optionality, seperti fitur caps, floors, collars, step up/step down, call/put;
2) leverage;
3) barriers, seperti knock in/knock out; dan/atau
4) binary atau digital ranges.
Pengertian derivatif dalam pengaturan ini mencakup derivatif melekat (embedded derivative)


Bagi pihak nasabah dalam hal ini pengertian lengkapnya yaitu, perseorangan atau badan yang menggunakan atau menerima fasilitas Bank baik dalam bentuk produk dan/atau jasa; seperti: 
b. perseorangan atau badan yang akan menggunakan atau diberikan fasilitas oleh Bank baik dalam bentuk produk dan/atau jasa. dan bertransaksi atau berkegiatan Structured Product dengan perbankan, bisa dijelasakan yaitu, Structured Product adalah aktivitas dan/atau proses yang dilakukan sehubungan dengan perencanaan, pengembangan, penerbitan, pemasaran, penawaran, penjualan, pelaksanaan operasional, dan/atau penghentian aktivitas terkait Structured Product.


Dalam melakukan kegiatan Strucutred Product bagi bank terdapat batasan yaitu, Bank hanya dapat melakukan Kegiatan Structured Product setelah memperoleh:
a. persetujuan prinsip untuk melakukan Kegiatan Structured Product; dan
b. pernyataan efektif untuk penerbitan setiap jenis Structured Product, dari Otoritas Jasa Keuangan.

Di Indonesia, saat ini OJK mengatur Bank yang melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing hanya dapat melakukan transaksi Structured Product yang dikaitkan dengan variabel dasar berupa nilai tukar dan/atau suku bunga.


Hal ini dibarengi dengan kepatuhan pelaporan, yaitu Bank wajib mencantumkan rencana Kegiatan Structured Product dalam rencana bisnis Bank.
Rencana Kegiatan Structured Product sebagaimana dimaksud meliputi:
a. penjelasan mengenai pengelompokan Structured Product;
b. penjelasan mengenai kelompok Nasabah yang menjadi target Structured Product; dan
c. estimasi volume penerbitan Structured Product.

Bank yang melakukan transaksi Structured Product dengan Nasabah dalam bentuk kombinasi instrumen derivatif dengan derivatif wajib meminta kepada Nasabah untuk memberikan agunan berupa kas dengan jumlah paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari nilai nosional transaksi pada saat transaksi. Pelaksanaan lebih lanjut terkait agunan berupa kas paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari nilai nosional transaksi  wajib dituangkan dalam perjanjian antara Bank dengan Nasabah.

Tapi perbankan memiliki beberapa jenis Nasabah kan, nah ini penjelasannya, Ketentuan mengenai kewajiban pemberian agunan berupa kas dengan jumlah paling sedikit 10% (sepuluh persen) dikecualikan untuk Nasabah berupa:
a. bank;
b. Pemerintah Republik Indonesia;
c. Bank Indonesia atau bank sentral negara lain; dan
d. bank atau lembaga pembangunan multilateral


Jadi disini ada beberapa jenis Nasabah yang menjadi perkecualian ya, perlu diperhatikan daftarnya biar tidak bias dalam memahami jenis Nasabah perbankan

Namun ada ketentuan yang perlu diperhatikan dalam hal ini saat penjelasan ke nasabah, Bank dilarang menggunakan kata “deposit”, “deposito”, “terproteksi”, “giro”, “tabungan”, dan/atau kata lain yang dapat memberikan persepsi kepada Nasabah bahwa Bank memberikan proteksi pengembalian pokok Structured Product secara penuh, dalam hal Structured Product yang diterbitkan oleh Bank tidak disertai dengan proteksi penuh atas pokok dalam mata uang asal pada saat jatuh tempo.

sumber : Otoritas Jasa Keuangan

Kamis, 09 Agustus 2018

China memberlakukan tarif sebesar 25% yang senilai $16 miliar untuk barang-barang AS

China memberlakukan tarif sebesar 25% yang senilai $16 miliar untuk barang-barang AS

Info kurs valas hari ini USD/IDR pagi ini  Kamis 9 Agustus 2018, dibuka pada level 14430/14455 dan diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran 14400-14475, Dari Pasar FX Global, USD/IDR terkoreksi ke level 14,430 – 14,450, kondisi ini turut dipengaruhi oleh pergerakan CNY yang stabil dan Menteri Perdagangan China telah umumkan kenaikan tarif sebesar 25% yang senilai $16 miliar untuk barang-barang AS. Barang-barang yang ditargetkan oleh China termasuk minyak mentah dan mobil. China juga menargetkan batu bara, minyak pelumas, vaselin, aspal dan produk plastik.

baca: Kurs US Dollar Rupiah sudah mulai turun

Dari Pasar Domestik perdagangan kemarin, Spot USD/IDR diperdagangkan dalam rentang 14430-14450, dan JISDOR berada pada level 14439

Defisit transaksi berjalan Indonesia diperkirakan akan turun dari 2.19% menjadi 2.12%. Hal ini menyebabkan Pemerintah berencana untuk mengurangi net penerbitan obligasi dari IDR 407.50 Triliun menjadi IDR 384 Triliun. Harga SUN benchmark diperdagangkan naik 45 – 90 bps. Yield bechmark 10Yr diperdagangkan hingga level 7.63%pada hari kemarin.

baca: Trade War : Tiongkok bersiap menaikkan tarif impor barang Amerika

Penutupan saham dan harga komoditas 8 Agustus  2018:
IHSG +0.06
Dow Jones -0.18%
Nikkei -0.08%
Straits Times -0.40%
Gold $ 1214
Oil $ 66.82

Indikasi kurs Valuta Asing 9 Agustus 2018, pukul 08.55 WIB:
USD/IDR: 14425/14435
EUR/IDR: 16731/16772
GBP/IDR: 18543/18596
JPY/IDR: 130.06/130.43
AUD/IDR: 10693/10730
SGD/IDR: 10553/10617
CNH/IDR: 2106/2133

baca : Tips bertransaksi forex dengan candle stick chart

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 14443/14455
2Weeks: 14449/14463
1Month: 14477/14488
2Months: 14535/14554
3Months: 14595/14615

Rabu, 08 Agustus 2018

Bank Sentral China Menerapkan Giro Wajib Minimum Perbankan 20%


Info kurs valas hari ini USD/IDR pagi ini Rabu, 08 Agustus 2018, dibuka pada level 14420/14460 dan diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran 14400-14500, Dari Pasar FX Global, pada Sesi Amerika USD diperdagangkan melemah terhadap major currencies lainnya, terkait kebijakan Bank Sentral Cina (PBOC) mengenai giro wajib minimum perbankan sebesar 20% untuk menjaga stabilitas nilai tukarnya. Yuan sebelumnya sempat melemah ke level terendah 14 bulan terakhir, terkait perang dagang antara Amerika dan CIna yang terus memburuk. 

baca juga: Bank of England menaikkan suku bunga acuan 

Dari pasar Eropa, mata uang Euro melanjutkan penguatan kemarin, ditopang oleh membaiknya sentimen risiko terkait kebijakan PBOC. Meskipun demikian, terdapat kemungkinan pelemahan terkait data German Industrial Productions yang dirilis lebih rendah -0.9% vs sebelumnya 2.6%, menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi zona Eropa. AUD turut diperdagangkan menguat terkait penguatan CNY, meskipun risiko pelemahan masih mempengaruhi pergerakan Dolar Australia, dimana isu trade war Amerika-Cina masih menekan pergerakan AUD. GBP diperdagangkan stabil terhadap major currencies lainnya setelah sebelumnya sempat melemah tajam terkait tidak adanya kesepakatan Brexit.
Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR dibuka pada level 14,485/14,495, diperdagangkan dalam rentang 14,440-14,490, dan ditutup pada level 14,435/14,445.

Penutupan saham dan harga komoditas 07 Agustus 2018:
IHSG - 0,16%
Dow Jones +0,49%
Nikkei +0,69%
Straits Times +1,66%
Gold $ 563
Oil $ 69,24

Indikasi kurs Valuta Asing 08 Agustus 2018, pukul 08.18 WIB:
USD/IDR: 14420/14460
EUR/IDR: 16720/16780
GBP/IDR: 18645/18715
JPY/IDR: 129,37/129,85
AUD/IDR: 10705/10750
SGD/IDR: 10560/10610
CNH/IDR: 2110/2125

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 14442/14463
2Weeks: 14454/14477
1Month: 14465/14489
2Months: 14542/14565
3Months: 14603/14625

Selasa, 07 Agustus 2018

Kurs US Dollar Rupiah mulai turun ditengah perang tarif dagang US dengan China


Info kurs valas hari ini, USD/IDR dibuka pada level 14480/14490 dan diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran 14425-14525.

Dari Pasar FX Global kemarin, pada Sesi Amerika USD index ditutup menguat 0.14% pada level 95.16, hal ini terjadi ditengah isu Trade War dengan China dan melemahnya GBP hingga menyentuh level terendah dalam 11 bulan terakhir.
Media menyebutkan bahwa Trump sedang melakukan drama perang dagang, dimana pernyataan tersebut muncul beberapa hari setelah China menyatakan akan menerapkan tarif 25%, 20%, 10%, dan 5% terhadap barang produksi amerika senilai lebih dari USD 60 milyar apabila US menindaklanjuti usulan Trump untuk menerapkan tarif yang lebih besar pada barang produksi China senilai lebih dari USD 200 milyar. Beberapa analis menyatakan bahwa meningkatnya kekhawatiran akan terjadinya perang dagang antara US dan China secara total, akan memberikan support terhadap USD seiring pelaku pasar menilai ekonomi US, dengan kondisi saat ini, akan lebih kuat dan siap dalam menghadapi perang dagang.
Ditengah kondisi tersebut, permintaan safe haven currency cenderung masih lemah dimana USD terhadap JPY menguat 0.13% ke level 111.43 dan USD terhadap CHF menguat 0.22% ke level 0.9966.

Di sisi lain GBP terhadap USD melemah 0.45% ke level 1.2944 setelah pernyataan dari Official UK terkait tidak adanya kesepakatan Brexit, meningkatkan kekhawatiran akan UK yang akan meninggalkan Uni eropa tanpa adanya kesepakatan perdagangan. 
Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR dibuka pada level 14490/14500 diperdagangkan dalam rentang 14470-14490 dan ditutup pada level 1465/14475. JISDOR berada pada level 1470.

Penutupan saham dan harga komoditas  6 Agustus 2018 
IHSG +1.56%
Dow Jones +0.16%
Nikkei +0.22%
Straits Times +0.60%
Gold $ 1209
Oil $ 69.05

Indikasi kurs Valuta Asing, 7 Agustus 2018, pukul 08.20 WIB:
USD/IDR: 14475/14495
EUR/IDR: 16725/16765
GBP/IDR: 18725/18775
JPY/IDR: 130,00/130,30
AUD/IDR: 10640/10710
SGD/IDR: 10565/10600
CNH/IDR: 2105/2130

Indikasi FORWARD USD/IDR
1Week: 14492/14510
2Weeks: 14506/14525
1Month: 14534/14553
2Months: 14593/14613
3Months: 14645/14670

Kurs tersebut merupakan indikasi dan dapat berubah sewaktu -waktu.

Senin, 06 Agustus 2018

Perbedaan Trader Fundamentalis dan Teknikal


Dalam penentuan keputusan beli atau jual valas, tentu dibutuhkan analisa forex yang mendalam dan kadang malah sederhana, disini banyak perdebatan tentang jenis analisis mana yang lebih baik bagi forex trader. Apakah lebih baik menjadi trader fundamentalis atau trader teknikal? Nah mari kita lihat perbedaan mendasarnya

Analisis fundamental melibatkan penilaian kesejahteraan ekonomi suatu entitas, perusahaan, negara, atau apapun yang sedang anda transaksikan, tidak memperhitungkan pergerakan harganya secara real time. Untuk trader di pasar saham, mereka akan melihat faktor pendapatan, pengeluaran, aset, dan kewajiban perusahaan. Bagaimana penampakan dan angka-angkanya, trader fundamental akan menggunakan titik-titik data tersebut untuk menentukan kesehatan perusahaan. Jika profit perusahaan mengarah ke positif dan lebih baik dari sebelumnya, seiring pendapatan dan neraca perusahaan mereka meningkat, maka para trader penganut faham fundamentalis dipasrikan membeli saham perusahaan tersebut, dengan ekspektasi permintaan yang tumbuh untuk saham perusahaan itu dalam waktu ke depan

baca: Inflasi di Jepang

Dan begitu juga sama dalam transaksi valuta asing, trader forex fundamentalis akan menganalisis inflasi negara, neraca perdagangan, produk domestik bruto, pertumbuhan lapangan kerja dan bahkan suku bunga acuan bank sentral mereka. Dengan menilai kecenderungan positif atau negatif data-data tersebut, trader fundamentalis bisa menentukan mau ambil keputusan beli atau jual di posisi tertentu, sesuai view yang didapat dari data-data tersebut

baca: Perbedaan pasar uang dan pasar modal

Lalu bagaimana dengan Analisis teknikal, analisis ini melibatkan pengenalan dengan membaca secara detail terhadap pola pada grafik harga. Untuk trader saham atau ekuitas, mereka akan menganalisis harga volume saham yang diperdagangkan di bursa. Jika harga bergerak lebih tinggi dengan meningkatnya volume, trader akan melihat bahwa terdapat permintaan yang tinggi terhadap saham tersebut

baca: Teknikal analisis dengan candle stick

Trader juga dapat mencari pola harga pada grafik seperti segitiga, flag, dan double bottom. Berdasarkan pola, trader akan menentukan saat kapan beli atau jual. Seorang trader teknkal tidak begitu peduli tentang mengapa dan sebab harga itu bergerak, karena mereka mengutamakan tren dan pola pada grafik sebagai penentu beli atau jual

Pertumbuhan Ekonomi Zona Eropa Melambat, EUR masih akan melemah


Kurs Euro terhadap US dollar masih cenderung melemah, Penurunan Euro dimulai setelah rilis laporan GDP Q2' 2018 zona Eropa, yang menunjukkan pertumbuhan lebih lambat dari prediksi pasar, beberapa forex trader juga memperkirakan bahwa Bank sentral Eropa akan menunda rilis kebijakan yang bersifat pengetatan anggaran bagi zona Eropa

Kemungkinan pelemahan EUR terhadap USD akan konsisten dalam minggu ini, bergerak dikisaran 1,1510-1,853 . Euro adalah mata uang dengan performa terburuk kedua minggu lalu, setelah Poundsterling Inggris (EUR / GBP + 0,03%).

Pelemahan Euro sangat disayangkan beberapa trader, tidak banyak hal yang bisa dilakukan atau terobosan baru untuk mendongkrak nilai kurs Euro. Kalender ekonomi selama seminggu kedepan yang cukup dibobot yaitu, dan rilis data German Factory Orders periode Juni (Senin) German Industrial Production periode Juni (Selasa)

baca: Pertumbuhan ekonomi Zona Eropa

Bahkan komentar atau speech dari bank sentral yang biasanya hadir menjadi katalis pasar tidak ada: tidak ada untuk beberapa hari mendatang. sedangkan untuk Buletin Ekonomi ECB periode Juli akan dirilis pada hari Kamis, laporan tersebut jarang menjadi acuan atau dibobot market untuk mendongkrak posisi Euro

baca: Ketidakpastian masa depan Brexit setelah meninggalkan Zona Eropa

Namun ada satu rilis data yang harus patut dicermati minggu mendatang, yaitu ekspektasi inflasi yang telah stabil, dan mereka harus didukung untuk bergerak maju. inflasi diprediksi di 1,718%, hampir tidak berubah dari sebelumnya pada periode 6 Juli di 1,721%.


Info Kurs US dollar rupiah, kurs Eur Rupiah, kurs GBP Rupiah, kurs JPY rupiah, kurs AUD, kurs SGD rupiah, kurs CNH rupiah


Info kurs valas hari ini, kurs US dollar rupiah, kurs Eur Rupiah, kurs GBP Rupiah, kurs JPY rupiah, kurs AUD, kurs SGD rupiah, kurs CNH rupiah

Indikasi kurs Valuta Asing, 06 Agustus  2018, pukul 08.30 WIB:
USD/IDR: 14480/14505
EUR/IDR: 16735/16775
GBP/IDR: 18820/18865
JPY/IDR: 130.15/130.45
AUD/IDR: 10700/10730
SGD/IDR: 10585/10615
CNH/IDR: 2112/2125


Bank of England (BOE) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 0.75%


Info kurs valas hari ini USD Rupiah dibuka di 14475/14500, sebagai gambaran sebelumnya, untuk pasar global jumat kemarin USD diperdagangkan melemah terhadap major currencies lainnya pasca rilisnya data ekonomi US yang menunjukkan penurunan jumlah pekerjaan baru serta perlambatan aktivitas jasa pada bulan Juli. Tercatat jumlah pekerjaan pada periode Juli hanya bertambah sebesar 157k, lebih rendah daripada ekspektasi investor yang sebesar 190k. Sementara itu data pengangguran dirilis tidak berubah di angka 3.9%. DXY turun 0.15% ke level 94.86.

Ketidakpastian di sektor perdagangan masih menjadi perhatian investor setelah China menyerang balik melalui proposal pengenaan tarif impor terhadap produk US yang senilai USD 60 miliar sebagai respon terhadap rencana Gedung Putih yang mengusulkan tarif yang tidak hanya sebesar 10 %, melainkan 25%, terhadap produk impor dari China  yang senilai USD 200 Miliar.

Rilis Data untuk hari ini (Survey/Prior):
- GE Factory Orders MoM (-0.5%/2.6%)
- GE Factory Orders WDA YoY (3.4%/4.4%)
- ID GDP YoY (5.12%/5.06%)
- ID GDP QoQ (4.08%/-0.42%)

Dari Pasar Domestik, Spot USD/IDR kemarin dibuka pada level 14,490/14,500, diperdagangkan dalam rentang 14,495-14,516, dan ditutup pada level 14,490/14,495. JISDOR berada pada level 14,503. Dari pasar obligasi, Harga SUN benchmark diperdagangkan melemah 30 – 40 bps hari ini. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia, volume transaksi obligasi di pasar sekunder mencapai IDR 14 Triliun, yang didominasi oleh SUN tenor menengah yaitu FR0065 (15Yr) dan FR0070 (6 Yr). Investor masih belum terlalu agresif di pasar sekunder menjelang rilis data GDP Indonesia kuartal II pada awal pekan depan. Bank Indonesia memprediksi GDP Indonesia sebesar 5.15% atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya sebesar 5.06%. Pemulihan pertumbuhan ekonomi di kuartal II ini ditopang oleh inflasi yang masih terkendali serta faktor pergeseran waktu panen raya ke pertengahan tahun ini.

baca : Pemerintah berupaya lebih keras menarik kembali arus modal asing yang keluar

Pada rapat yang berakhir pada kamis (02/8), Bank of England (BOE) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 0.75%. Kenaikan suku bunga ini merupakan yang kedua kali dalam satu dekade terakhir. Pertumbuhan upah dan pasar tenaga kerja yang kuat menjadi alasan bagi BOE untuk menaikkan suku bunganya meskipun di tengah ketidakpastian akibat keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

baca: Ketidapastian masa depan Brexit

Dari pasar saham, Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, ditutup melemah tipis sebesar 4,18 poin atau 0,07 persen menjadi 6.007,53. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 0,79 poin atau 0,08 persen menjadi 950,17. Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei naik 12,65 poin (0,06 persen) ke 22.525,18, indeks Hang Seng melemah 38,24 poin (0,14 persen) ke 27.676,32, dan Straits Times melemah 20,59 poin (0,63 persen) ke posisi 3.265,73.

Minggu, 05 Agustus 2018

Cara Ekstrem Mengurangi Tingkat Deflasi di Jepang

Berbagai cara dan kebijakan Moneter yang adaptif terus diupayakan pemerintah Jepang untuk mengurangi tinggi nya tingkat deflasi di Jepang, dan tentu menjaga ekonomi tetap hidup. Hal ini dimulai dengan pertanyaan sederhana: Bagaimana jika Bank of Japan membuang atau ya mengurangi secara nyata keberadaan uang tunai... 

Alih-alih mendorong lebih banyak yen ke dalam sirkulasi ekonomi dalam negeri dengan kebijakan suku bunga dari bank sentral yang sangat murah dalam lima tahun, namun ternyata sampai saat ini tak kunjung datang tanda-tanda inflasi 2 persen yang ditunggu-tunggu, mungkin inilah saatnya untuk menghapus uang tunai sama sekali.

Bank of Japan telah berupaya kerasa dengan segala kemampuan mengatur kebijakan moneternya dalam lima tahun terakhir tetapi cita-cita mencapai 2 pesen tingkat inflasi tetap sulit,

baca: Penyebab Deflasi di Jepang tak kunjung reda

Dimulai dengan rapat perdana pertamanya sebagai gubernur pada April 2013, Kuroda telah memperluas kepemilikan bank sentral atas obligasi pemerintah sebesar 48 persen dari sekuritas yang beredar, dari sebelumnya yang hanya sebesar 12 persen. 

Kuroda juga menjadikan BOJ sebagai salah satu dari 10 pemegang saham teratas pada 40 persen perusahaan Jepang yang diperdagangkan secara publik, Kemudian, pada awal 2016, Kuroda memulai merubah mindset untuk menghilangkan pola pikir deflasi pada mayoritas perusahaan di Jepang. 

Mengikuti jejak Denmark, Swedia, Swiss dan Uni Eropa, BOJ menganut kebijakan suku bunga kebijakan negatif. Dan asal tahu ya, sebelumnya Jepang juga telah memberlakukan lebih dari 20 tahun tingkat suku bunga nol, hasil nya yaitu, Inflasi inti tidak termasuk makanan segar tercapai 0,8 persen pada bulan Juni. Dengan tingkat pengangguran yang berada pada posisi terendah dalam kurun waktu 26 tahun yaitu sebesar 2,2 persen, dikutip dari ekonom Yuko Masujima dari Bloomberg Jepang, inflasi dalam teori seharusnya akan melesat ke arah 1,5 persen.

Namun efek samping dari suku bunga negatif sekarang jelas terlihat efek nya yaitu memburuknya profitabilitas bank-bank Jepang. Alasannya sederhana: Bahkan jika BOJ memaksa (perbankan) pemberi pinjaman komersial untuk memarkir lebih banyak dana surplus mereka dengan minus 0,1 persen, tidak mudah bagi bank untuk menerapkan suku bunga negatif kepada deposan atau nasabah mereka. Itu karena warga Jepang memiliki alternatif membayar tingkat jaminan nol persen, yaitu dengan uang tunai.

Sumber : bloomberg 

Jumat, 03 Agustus 2018

Antisipasi Currency War dan Inflasi Tinggi, Bank Sentral India Menaikkan Repo Rate Menjadi 6.5%

India sedang bersiap untuk mengatasi tekanan inflasi yang cukup kuat dirasakan di India saat ini, Gubernur bank sentral India merespon bahwa hal ini karena semakin naiknya tekanan perang mata uang global yang dirasakan, Bank sentral India menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam dua tahun terakhir, hal ini untuk memperkuat mata uang Rupee dan diharapkan dapat mengurangi tekanan inflasi

Gubernur Reserve Bank of India Urjit Patel mengatakan, dia berusaha menjaga stabilitas ekonomi di tengah meningkatnya risiko dari perdagangan global dan ketegangan tensi perang antar mata uang.

Urjit Patel berkata, "Kami merasakan turbulensi di beberapa bulan terakhir," kata Patel kepada wartawan di Mumbai pada hari Rabu. "Ini sepertinya akan berlanjut dan untuk berapa lamanya, saya tidak tahu. Perang dagang antar negara maju sedang berevolusi menjadi perang tarif ekspor dan impor, dan sekarang kita mungkin berada di awal perang mata uang antar negara"

Pergerakan suku bunga Bank sentral India mengikuti apa yang dilakukan kebijakan bank sentral di negara berkembang lainnya, contoh di Indonesia, Filipina, dan di tempat lain yang mencoba melawan penurunan nilai mata uangnya dan risiko tekanan inflasi yang dipicu oleh kuatnya US Dollar saat ini, dan antisipasi kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat

India Rupee adalah mata uang dengan performa terburuk di Asia tahun ini, turun sangat dalam di angka 6,6 persen terhadap dolar tahun ini, hal ini makin diperparah dengan ketergantungan pada posisi China Yuan, saat ini rentan turun di tengah ketegangan perang dagang antara China dan Amerika Serikat. 

India Rupee naik 0,1 persen ke level tertinggi hampir dua minggu. 68.3488 terhadap US dolar pada hari Kamis, setelah Bank sentral India menaikkan Repo rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,5 persen.

Seperti yang diberitakan Bloomberg, Chief Economist L&T Finance Rupa Nitsure di Mumbai berkata "Setiap negara menyesuaikan mata uang untuk menavigasi turbulensi perdagangan. India juga harus, Kenaikan suku bunga ini akan membantu menarik arus modal masuk dan dengan mengurangi volatilitas mata uang India Rupee. mungkin itu tujuan utama Bank sentral India. "

Memang diakui bahwa ketegangan geopolitik dan kenaikan harga minyak yang terus berlanjut menjadi akar petaka bagi pertumbuhan ekonomi global